Kamis, 17 Desember 2015

MAKALAH SEJARAH DUNIA “PENJELAJAHAN SAMUDERA DI AFRIKA”

MAKALAH SEJARAH DUNIA
“PENJELAJAHAN SAMUDERA DI AFRIKA”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester
Dosen Pembimbing: Prof. Budi Sulistiono,M.Hum







Disusun oleh :

ST. LUSI SUSWANTI
  1113015000009

Kelas 5B




PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
 JAKARTA
2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Ramainya perdagangan di Laut Tengah, terganggu selama dan setelah berlangsungnya Perang Salib (1096 - 1291). Dengan jatuhnya kota Konstantinopel (Byzantium) pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia terputus. Sultan Mahmud II, penguasa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasannya. Bangsa Barat menghadapi kendala krisis perdagangan rempah-rempah.Oleh karena itu bangsa Barat berusaha keras mencari sumbernya dengan melakukan penjelajahan samudra.
 Selain itu, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus.Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani.Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil.  Adanya semboyan imperalisme kuno yang diiringi dengan semangat kekalahan perang salib juga menimbulkan semboyan 3G : Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), Gospel (menyebarkan agama kristen).


B.    RUMUSAN MASALAH
1.     Apa yang melatar belakangi adanya penjelajahan samudera?
2.     Siapa saja yang mempelopori penjelajahan samudera?
3.     Bagaimana penjelajahan samudera di Afrika?

C.    TUJUAN
1.     Dapat memahami penyebab yang melatar belakangi munculnya penjelajahan samudera
2.     Dapat mengetahui siapa saja yang mempelopori penjelajahan samudera
3.     Dapat memahami bagaimana penjelajahan samudera yang terjadi di Afrika
4.     Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah sejarah dunia



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Latar Belakang Penjelajahan Samudera
Berbicara mengenai penjelajahan bangsa Eropa ke dunia timur tidak dapat dilepaskan dari situasi perdagangan di Laut Tengah setelah Konstantinopel jatuh ketangan Turki Usmani. Peristiwa jatuhnya Konstantinopel tersebut telah mendorong bangsa Eropah berlayar mencari jalan ke Timur. Hal ini dikarenakan mereka ingin mencari jalan ke Timur untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Hal itulah yang mendorong terjadinya perubahan jalur perdagangan dari barat ke timur.Tidak hanya itu penjelajahan samudra juga disebabkan oleh beberapa faktor lain, yaitu :
1.     Terpengaruh oleh ajaran Copernicus bahwa bumi itu bulat
2.     Tertarik dengan kisah perjalanan Marcopolo ke dunia Timur yang dikatakan dalam buku "Imago Mundi" (Anggapan /keajaiban dunia)
3.     Timbulnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti penemuan kompas, navigasi, mesin, dan peralatan kapal yang mempermudah pelayaran
4.     Terdorong mewujudkan semangat GOLD (mencari kekayaan), GLORY (mencari kejayaan), dan GOSPEL (menyebarkan agama kristen)
5.     Semangat Reqounquesta (balas dendam ) yang dimiliki oleh bangsa Eropa akibat kekalahan dalam perang salib.

B.    Tokoh-Tokoh Penjelajahan Samudera

Penjelajahan samudera dilakukan oleh beberapa bangsa anatar lain sebagai berikut:[1]
1.     Penjelajahan Bangsa Portugis
a.      Bartolomeuz Diaz
Setelah perjanjian Thordesillas (1492) pelaut-pelaut Portugis di bawah pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan dunia Timur (pusat rempah-rempah). Namun pelayarannya Bartholomeus Diaz hanya sampai di ujung Afrika Selatan (1496). Hal ini disebabkan oleh besarnya gelombang ombak Samudera Hindia, sehingga kapal-kapal yang dibawa oleh Bartholomeus Diaz tidak berhasil melewatinya. Oleh Bartholomeus Diaz tanjung itu dinamakan Tanjung Pengharapan (Cape og Good Hope atau Tanjung Harapan sekarang).
Ekspedisi berlayar selatan sepanjang pantai Barat Afrika. Extra ketentuan dijemput di tengah jalan di benteng Portugis Sao Jorge de Mina di Gold Coast. Setelah berlayar terakhir Angola Dias mencapai mencapai Golfo da Conceição (Walvis Bay) pada bulan Desember. Setelah mengitari Tanjung Harapan pada jarak yang cukup, Bartholomeus Dias melanjutkan ke timur dan dimasukkan apa yang ia bernama Aguada de Sao bra (Teluk Saint Blaise). Ekspedisi Dias mencapai titik terjauh pada 12 Maret 1488 ketika mereka berlabuh di Kwaaihoek, dekat muara Bushman's River, di mana padrão-the Padrão de São Gregorio - didirikan sebelum kembali Dias ingin terus berlayar ke. India, tetapi ia terpaksa kembali saat krunya menolak untuk melangkah lebih jauh Ia hanya pada perjalanan pulang bahwa ia benar-benar menemukan Tanjung Harapan, Mei 1488.. Dias kembali ke Lisbon pada bulan Desember tahun itu.
Penemuan bagian sekitar Afrika signifikan karena, untuk pertama kalinya, Eropa bisa melakukan perdagangan langsung dengan India dan bagian-bagian lain di Asia. Laporan resmi ekspedisi telah hilang.  Dias awalnya bernama Tanjung Harapan di "Tanjung Badai" (Cabo das Tormentas). Ia kemudian diganti oleh Raja John II dari Portugal menjadi Tanjung Harapan (Cabo da Boa Esperança) karena mewakili pembukaan rute perjalanan ke timur.
b.     Vasco Da Gama
Vasco da Gama (IPA: ['vaʃku dɐ 'gɐmɐ] (Sines, Alentejo, Portugal, sekitar 1469 – 24 Desember 1524 di Kochi, India) adalah seorang penjelajah berkebangsaan Portugis, yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke Malabar, India dengan melakukan penjelajahan laut mengelilingi Afrika. [2] Setelah berdekade-dekade berlayar untuk mencapai India dengan ribuan nyawa dan lusinan kapal karam atau dibajak, Gama mendarat di Calicut pada 20 mei 1498. Mencapai rute rempah-rempah India yang tersohor itu secara langsung membantu Kerajaan Portugal untuk melesatkan perekonomian mereka. Sejumlah penghormatan dibuat di seluruh dunia untuk menghormatai Vasco da Gama untuk penjelajahan dan pencapaiannya. Hingga kini, pria asal Alentejo ini masih dianggap sebagai figur terkemuka dalam eksplorasi.
Pada April 1524, dengan armada yang terdiri atas 14 kapal, Gama berada di kapal besar Santa Catarina do Monte Sinai di perjalanan terakhirnya ke India bersama dua putranya, Estevao dan Paulo. Setelah perjalanan penuh masalah (empat atau lima kapal hilang di tengah laut), ia sampai di India pada September. Ia segera memanggil kekuatan terbesarnya untuk mencanangkan tatanan baru di India jajahan Portugis menggantikan semua petugas lama dengan orang-orang yang ia tunjuk. Gama terjangkit malaria tak lama setelah tiba, dan meninggal di Cochin pada malam Natal, 24 Desember 1524. Mengikuti perintah kerajaan, Gama digantikan salah satu kaptennya, Henrique de Menezes. Kedua putranya juga kehilangan kedudukan mereka tak lama berselang dan bergabung dengan armada yang pulang pada awal 1525 (bersama Duarte de Menezes dan Luis de Menezes yang dipecat). Jenazah Vasco da Gama awalnya dimakamkan di Gereja St. Francis di Fort Kochi di kota Kochi, tapi kemudian dibawa ke Portugal pada 1539 dan dikuburkan kembali di Vidigueira dalam peti berhiaskan emas dan permata.
c.      Alfonso d’Albuquerque                              
Alfonso d’Albuquerque adalah seorang pelaut Portugis terkenal yang berperan dalam pembentukan Pemerintahan Kolonial Portugis di Asia. Lahir di Alhandra pada tahun 1453, di dekat kota Lisbon, Portugal, dia pada suatu masa dikenal sebagai The Great, The Caesar of the East and as The Portuguese Mars. Ayahnya, Gonçalo de Albuquerque, Lord of Vila Verde dos Francos (yang menikah dengan Leonor de Menezes) memegang posisi yang cukup penting di pemerintahan. Dari ayahnya pula ia memiliki hubungan darah / keturunan dengan keluarga kerajaan Portugal. Dia mendapatkan pendidikan dalam bidang matematika and Latin Klasik pada masa kekuasaan Afonso V dari Portugal. Pada saat ia kembali ia ditunjuk se estribeiro-mor (kepala penasihat) untuk João II dari Portugal. Pada tanggal 6 dari 1503 setelah karir militer yang panjang dan pada usia dewasa, Afonso de Albuquerque dikirim off pada ekspedisi pertama ke India dengan sepupunya Francisco de Albuquerque, setiap tiga komandan kapal, berlayar bersama dengan Duarte Pacheco Pereira dan Nicolau Coelho. Mereka berpartisipasi dalam beberapa pertempuran melawan pasukan Zamorin dari Calicut (Calecute, Kozhikode), setelah berhasil mendirikan raja Cohin (Cohim, Kochi) dengan aman di atas takhtanya. Sebagai imbalan atas layanan ini mereka memperoleh izin untuk membangun sebuah benteng Portugis di Cochin dan hubungan perdagangan didirikan dengan Quilon (Coulão, Kollam), sehingga membantu meletakkan dasar kerajaan negaranya di Timur, Albuquerque mengirim sebuah ekspedisi tiga kapal berlayar ke timur untuk menemukan mereka, dipimpin oleh Antonio de Abreu dipercaya dengan wakil komandan Francisco Serrão. Melayu pilot direkrut untuk membimbing mereka melalui Jawa, Kepulauan Sunda Kecil dan Pulau Ambon ke Banda Islands, di mana mereka tiba di awal 1512. Di sana mereka tinggal selama sekitar satu bulan. António de Abreu kemudian berlayar untuk sementara Amboina Serrão melangkah maju ke Maluku tetapi terdampar dekat Seram. Afonso de Albuquerque adalah seorang penulis yang produktif, memiliki banyak menulis surat kepada raja pelaporan semua jenis hal selama gubernur, dari masalah kecil untuk strategi utama.
Ada Albuquerque digambarkan sebagai "seorang yang bertubuh tengah, dengan wajah yang panjang, berwarna segar, hidung agak besar Dia adalah orang bijaksana, dan sarjana Latin, dan berbicara dalam frase elegan, percakapan dan tulisan-tulisannya menunjukkan pendidikan yang sangat baik nya Dia. kata-kata siap, sangat berwibawa dalam perintah itu, sangat berhati-hati dalam berurusan dengan orang Moor, dan sangat ditakuti namun sangat dicintai oleh semua, kualitas jarang ditemukan bersatu dalam satu kapten Dia sangat gagah berani dan disukai oleh keberuntungan.. " Pada 1572 prestasi Albuquerque's yang tertulis dalam The Lusiads, puisi epik Portugis utama dengan Luís Vaz de Camões (Pupuh X, bait 40 sampai 49), adalah penyair yang memuji prestasi, tapi memiliki merenung mengerut atas aturan keras terhadap orang-orangnya sendiri, di antaranya Camões hampir sesama kontemporer. Pada bagian pertama dari karya ini, yang disebut "Brasão" (Coat-of-Arms), ia berkaitan protagonis historis Portugis ke masing-masing bidang dalam Portugis mantel-of-senjata. Meskipun ketenaran, kota Albuquerque di New Mexico tidak dinamai menurut namanya. Itu dinamai setelah Raja Muda Spanyol Meksiko bernama Don Francisco Fernández de la Cueva, yang juga memegang gelar Adipati Alburquerque. Ada, bagaimanapun, sebuah kota dekat perbatasan Spanyol-Portugis bernama Alburquerque yang mungkin akar dari kedua nama. Selain itu, sangat mungkin bahwa salah satu thoroughfares utama di Malaka's Portugis Pemukiman, Jalan D'Albuquerque, diberi nama setelah Afonso de Albuquerque
2.     Penjelajahan Bangsa Spanyol
a.      Christoper Columbus
Colombus, dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tak sengaja menemui benua Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah dunia, di luar dugaannya sendiri. Penemuannya sekaligus merupakan mahkota eksplorasi dan kolonisasi Dunia. Berbarengan dengan itu, penemuannya juga mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang, penemuan itu melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan amat cepatnya membedakan diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli.
Garis besar kisah Colombus bukan masalah baru. Dia dilahirkan di Genoa, Itali, tahun 1451. Tatkala berangkat dewasa, dia menjadi nakhoda kapal dan seorang navigator yang cekatan. Akhirnya Colombus menemukan jalan lebih praktis ke daerah Asia di timur dengan cara berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik. Tentu saja niat besar ini tidak bakal terlaksana tanpa biaya cukup. Karena itulah Colombus membujuk Ratu Isabella I menyediakan anggaran untuk ekspedisi percobaannya.
Kapalnya melepas sauh pelabuhan Spanyol tanggal 3 Agustus 1492. Melabuh pertama di Kepulauan Canary di lepas pantai Afrika. Membongkar sauh di Kepulauan Canary tanggal 6 September dan berlayar laju arah ke barat. Colombus kembali ke Spanyol bulan Maret berikutnya dari penjelajahan yang dahsyat itu disambut orang dengan penuh penghormatan. Sesudah itu dia melakukan serentetan pelayaran melintas Atlantik dengan harapan menjejakkan kaki di Cina dan Jepang.
Ratu Isabella menjanjikan Colombus jadi gubernur di pulau mana pun yang ditemuinya. Tetapi, selaku administrator dia betul-betul tidak becus sehingga dipecat dari jabatannya dan dikirim pulang ke Spanyol dengan tangan terbelenggu. Kabar angin mengatakan Colombus mati dalam kemiskinan tanpa ada dana apa pun.
b.     Ferdinand MagellanFerdinand Magelhaens
Penjelajah spanyol Ferdinand Magellan atau Fernando de Magelhaens yang lahir tahun 1480 diagungkan selaku pemuka ekspedisi keliling jagad pertama. Ekspedisinya mungkin merupakan perjalanan terhebat dalam sejarah umat manusia. Jumlah lama seluruh perjalanan meliputi tiga tahun kurang sedikit. Dari lima kapal ukuran kecil yang lamban dan rapuh yang dipakai Magellan, cuma satu kapal yang mampu kembali ke Eropa dengan selamat. Magellan sendiri termasuk salah sorang yang tewas dalam perjalanan tahun 1521, meskipun sesudah dia melampaui saat-saat yang paling sulit dan berbahaya. Tetapi pada akhirnya ekspedisi itu berhasil baik membawa bukti bahwa dunia ini memang betul-betul bundar.
Magelhaens adalah orang pertama yang berlayar dari Eropa ke barat menuju Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia Tetapi sewaktu Fernando de Magelhaens meninggalkan Spanyol pada tahun 1519 dengan lima buah kapal kecilnya yang terbuat dari kayu mereka berlayar menuju tempat yang tak diketahui.Gabungan antara keahlian dan kemantapan tekad membuat dia dianggap pelaut dan penjelajah terbesar dari semua pelaut, navigator yang pernah ada. Tak seperti perjalanan Vasco da Gama, perjalanan Magellan tidak punya pengaruh besar baik untuk Eropa maupun Timur. Selama bertahun-tahun, Magelhaens tidak mendapat tempat semestinya dalam sejarah.
            Orang Portugis mencapnya sebagai pengkhianat. Sungguh menyedihkan, catatannya lenyap sewaktu ia meninggal, kemungkinan dimusnahkan oleh orang-orang yang akan dirugikan olehnya. Tetapi berkat Pigafetta yang gigih—salah seorang dari 18 navigator yang selamat itu—dan sekitar 5 anggota lainnya dalam ekspedisi tersebut, nama Magelhaens mendapat tempat dalam catatan sejarah dunia. Pada waktunya, sejarah mengubah penilaiannya, dan dewasa ini nama Magelhaens mendapat kehormatan yang selayaknya. Sebuah selat menyandang namanya, demikian juga Awan Magelhaens—dua galaksi yang kabur di sebelah selatan yang pertama kali dilukiskan oleh awaknya—dan pesawat ruang angkasa Magellan (nama Fernando de Magelhaens dalam bahasa Inggris, Ferdinand Magellan).
3.     Penjelajahan Bangsa Belanda
a.      Cornelis de Houtman
Cornelis de Houtman (lahir di Gouda, Belanda, 2 April 1565 – Tewas di Aceh, 1599), adalah seorang penjelajah Belanda yang menemukan jalur pelayaran dari Eropa ke Nusantara dan berhasil memulai perdagangan rempah-rempah bagi Belanda. Saat kedatangan de Houtman, Kerajaan Portugis telah lebih dahulu memonopoli jalur-jalur perdagangan di Nusantara. Namun ekspedisi de Houtman yang pertama ini merupakan kemenangan simbolis bagi pihak Belanda karena sejak saat itu kapal-kapal lainnya mulai berlayar untuk berdagang ke Timur.
Awal perjalanan pada tahun 1592 Cornelis de Houtman dikirim oleh para saudagar Amsterdam ke Lisboa/Lisbon, Portugal untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai keberadaan "Kepulauan Rempah-Rempah". Setelah mendapatkan informasi, para saudagar tersebut menyimpulkan bahwa Banten merupakan tempat yang paling tepat untuk membeli rempah-rempah. Pada 1594, mereka mendirikan perseroan Compagnie van Verre (yang berarti "Perusahaan jarak jauh"), dan pada 2 April 1595 berangkatlah ekspedisi perseroan ini di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Tiba di Tanah Jawa pada 27 Juni 1596, ekspedisi de Houtman tiba di Banten. Hanya 249 orang yang tersisa dari pelayaran awal. Penerimaan penduduk awalnya bersahabat, tapi setelah beberapa perilaku kasar yang ditunjukkan awak kapal Belanda, Sultan Banten, bersama dengan orang-orang Portugis yang telah datang lebih dulu di Banten, mengusir rombongan “Wong Londo” ini.
Ekspedisi de Houtman berlanjut ke utara pantai Jawa. Namun kali ini, kapalnya takluk ke pembajak. Saat tiba di Madura perilaku buruk rombongan ini berujung ke salah pengertian dan kekerasan. Kapal-kapal tersebut lalu berlayar ke Bali, dan bertemu dengan raja Bali. Mereka akhirnya berhasil memperoleh beberapa pot merica pada 26 Februari 1597. Akibat dari ekspedisi de Houtman meski perjalanan ini bisa dibilang gagal, namun juga dapat dianggap sebagai kemenangan bagi Belanda. Pihak Belanda sejak saat itu mulai berani berlayar untuk berdagang ke Timur terutama di tanah Nusantara.
Tewas di Aceh tahun 1598, Cornelis de Houtman bersama saudaranya Frederick de Houtman diutus lagi ke tanah Nusantara di mana kali ini ekspedisinya merupakan ekspedisi dalam jumlah besar. Armada-armadanya telah dipersenjatai seperti kapal perang. Namun dalam perkembangannya, akibat adanya hasutan dari pihak Portugis yang telah lebih dahulu berdagang dengan Kerajaan Aceh, Sultan Aceh menjadi tidak senang dengan kehadiran Belanda dan memerintahkan untuk menyerang kapal-kapal mereka. Pemimpin penyerangan adalah Laksamana Keumala Hayati. Dalam penyerangan ini, Cornelis de Houtman dan beberapa anak buahnya tewas sementara Frederick de Houtman ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Frederick de Houtman mendekam dalam tahanan Kerajaan Aceh selama 2 tahun.
b.     Jacob Van Neck
Jacob van Neck Corneliszoon (sering keinggeris-inggerisan kepada Yakub Neck van Cornelius) (1564-1638) adalah seorang Belanda perwira angkatan laut dan penjelajah yang memimpin ekspedisi Belanda kedua ke Indonesia 1598-1599. Leher van itu dari Amsterdam keluarga dalam performa yang baik, dan menerima pendidikan menyeluruh. Sejak ia datang dari latar belakang komersial dan tidak berpengalaman dalam berlayar, ia mengambil kelas tambahan dalam navigasi.
Menyusul keberhasilan ekspedisi pertama Belanda ke Indonesia pada 1597, Van Neck dipilih untuk memimpin sebuah ekspedisi kedua tahun 1598, dengan tujuan membawa kembali berbagai rempah-rempah . Pada bulan Mei 1598, ia meninggalkan pelabuhan Texel dengan delapan kapal di bawah komandonya.Ia didampingi oleh Wakil-Laksamana Wybrand van Warwyck dan mencatat penjelajah kutub Jacob van Heemskerck .
Segera setelah ini, badai berat dipisahkan  Van Neck, dengan tiga kapal, dari sisa armada di bawah Warwyck. Neck mendarat di pantai timur Madagaskar dan segar persediaan nya, kemudian melanjutkan menuju kota Indonesia dari Bantam .Ia mencapai itu pada tanggal 25 November 1598, setelah kurang dari tujuh bulan dari berlayar. Dalam satu bulan, ketiga kapal itu telah diisi dengan rempah-rempah. Neck Van mengisi satu kapal lebih sarat bumbu, membuat empat siap untuk berlayar kembali ke Amsterdam, kemudian dikirim Warwyck dan Heemskerck dengan empat kapal lainnya ke timur untuk mendapatkan rempah-rempah lainnya.Van Neck kemudian mengambil empat kapal yang telah sarat dengan rempah-rempah kembali ke Amsterdam, di mana ia tiba Juli, 1599.
Ia dibawa kembali dengan dia hampir satu juta pon lada dan cengkeh, selain setengah kapal penuh pala, fuli, dan kayu manis.Para penjelajah disambut oleh Amsterdam gembira. Para pedagang yang telah mendukung perjalanan dihargai Van Neck dengan gelas emas (nanti ternyata hanya berlapis emas) dan kru diberi anggur sebanyak yang mereka bisa minum.
Van Neck membuat ekspedisi satu lagi ke Hindia setelah perjalanannya dari 1598, kehilangan tiga jari saat melakukan pertempuran dengan armada Spanyol-Portugis dekat Ternate .Dia pensiun dari menjelajahi setelah itu, dan kemudian menjadi walikota Amsterdam, dan anggota dewan kotapraja , dan anggota dari dua perguruan tinggi admiralty. Dia meninggal pada tanggal 8 Maret 1638.
4.     Penjelajahan Bangsa Inggris
a.      Sir Francis Drake
Pada usia 23, Drake membuat pelayaran pertamanya ke Dunia Baru , berlayar dengan sepupu kedua, Sir John Hawkins. Tahun 1568 Drake lagi dengan armada Hawkins ketika terjebak oleh Spanyol di pelabuhan Meksiko dari San Juan de Ulua.  Setelah kekalahan di San Juan de Ulua, Drake bersumpah membalas dendam. Dia membuat dua perjalanan ke Hindia Barat, pada tahun 1570 dan 1571, yang sedikit yang diketahui.
Pada 1572, ia memulai perusahaan independen pertama nya besar. Dia merencanakan serangan terhadap Tanah Genting Panama , yang dikenal dengan Spanyol sebagai Tierra Firme dan bahasa Inggris sebagai Utama Spanyol. Drake meninggalkan Plymouth pada tanggal 24 Mei 1572.
Mengelilingi bumi dengan keberhasilan Panama genting serangan, pada tahun 1577 Elizabeth I dari Inggris dikirim Drake untuk memulai sebuah ekspedisi melawan Spanyol di sepanjang pantai Pasifik dari Amerika. Dia berangkat dari Plymouth pada 15 November 1577, namun cuaca buruk mengancam dia dan armadanya. Mereka terpaksa berlindung di Falmouth, Cornwall , dari mana mereka kembali ke Plymouth untuk diperbaiki. Setelah kemunduran besar, dia berlayar lagi pada tanggal 13 Desember, kapal Pelican, dengan empat kapal lainnya dan 164 laki-laki.
Armada Drake menderita gesekan yang besar, ia bergegas baik Christopher dan flyboat Swan karena kehilangan orang di persimpangan Atlantik. Dia mendarat di Teluk suram dari San Julian , di tempat yang sekarang Argentina . Ferdinand Magellan telah disebut di sini setengah abad sebelumnya, di mana ia dihukum mati beberapa pemberontak. Pria Drake melihat cuaca dan kerangka dikelantang di Spanyol suram Gibbets. Memasuki Pasifik tiga kapal yang tersisa dari konvoinya berangkat ke Selat Magellan di ujung selatan Amerika Selatan. Beberapa minggu kemudian (September 1578) Drake berhasil sampai ke Pasifik, namun badai kekerasan menghancurkan salah satu dari tiga kapal di selat dan menyebabkan yang lain untuk kembali ke Inggris, hanya menyisakan Pelican. Sebelum mencapai pantai Peru, Drake mengunjungi Pulau Mocha , di mana ia terluka parah oleh bermusuhanMapuche . Kemudian ia dipecat pelabuhan Valparaíso utara lebih lanjut di Chili di mana ia juga menangkap sebuah kapal penuh anggur Chili.
b.     Sir Henry Middleton
Sir Henry Middleton (meninggal 1613) adalah seorang kapten laut dan petualang. Dia bernegosiasi dengan Sultan Ternate dan Sultan Tidore , bertanding melawan kepentingan Belanda dan Portugis di Hindia Timur namun masih berhasil untuk membeli cengkeh . Middleton dikirim seterusnya ke Priaman di pantai barat di mana ia diperoleh dalam jumlah besar lada dan cengkeh sebelum pulang dengan selamat pada musim panas 1603. Pada 1604 Middleton memerintahkan pelayaran kedua menuju pulau-pulau Ternate , Tidore , Ambon dan Banda di Maluku. Middleton telah kehilangan kondisi angin yang menguntungkan namun memerintahkan bahwa mereka harus berlayar ke Plymouth dan debit pria ekstra di sana. Meskipun penundaan, pada tanggal 7 April, armada melewati Cabo da Roca , sejauh barat dari daratan Portugal. Pada 15 April telah mencapai Kepulauan Canary dan berlayar ke tengah Samudera Atlantik.
Pada tanggal 21 Desember, armada berlabuh dalam pulau Sumatera . Mereka telah kehilangan sejumlah pria untuk kudis dan Middleton sendiri terlalu sakit untuk mendarat dan menyajikan Raja Banten dengan surat dari Raja James hingga 31 Desember. Dia kemudian menghabiskan delapan belas bulan bulan sia-sia mencoba untuk mendirikan sebuah pos perdagangan baru. meninggal pada 24 Mei 1613 di Bantam.
c.      Sir James Lancester dan George Raymond
Pada pelayaran tahun 1591, Lancester berhasil mengadakan pelayaran sampai ke Aceh danPenang, sampai di Inggris pada tahun 1594. Pada bulan Juni 1602, Lancester dan maskapai perdagangan Inggris (EIC) berhasil tiba di Aceh dan terus menuju Banten. Di Banten, diamendapatkan izin dan mendirikan kantor dagang.
d.     James Cook
Lahir pada 27 Oktober 1728 di Marton-in-Cleveland, Yorkshire, Inggris, anak seorang buruh Skotlandia dan istrinya Yorkshire. Ia dibesarkan di sebuah pertanian di Great Ayton, menghadiri sekolah desa, dan pada 17 adalah magang ke penjaga toko di Staithes. Setelah delapan belas bulan, dengan persetujuan dari semua pihak, dia memberi ini untuk sebuah magang yang lebih menarik dari tiga tahun di bawah John Walker, batubara Quaker-pengirim Whitby. Di sini ia membuat beberapa kemajuan dengan matematika dan navigasi dan menjabat dua tahun sebelum tiang dalam perdagangan Baltik. Pada tahun 1755 Walker menawarkan perintah, tetapi Cook bergabung HMS Eagle dan dalam waktu sebulan adalah pasangan master. Setelah dua tahun pada layanan Channel, ia dipromosikan master Pembroke, dan tahun 1758 menyeberangi Atlantik dalam dirinya dan mengambil bagian dalam pengepungan Louisburg dan hasil survei bahwa St Lawrence River yang menyebabkan penangkapan Quebec. Dipindahkan ke Northumberland, ia mulai mengamati pantai Nova Scotia dan Newfoundland.
            Angkatan Laut memilih Cook, mempromosikan dirinya dari master menjadi letnan dan memberinya perintah dari Bark Endeavour, 368 ton. Dia berlayar dari Semarang pada 26 Agustus 1768 dengan melengkapi sembilan puluh empat, termasuk Joseph Banks dan pengiringnya. Dengan cara Cape Horn, mereka mencapai Tahiti pada 13 April 1769 dan telah membuat pengamatan mereka pada tanggal 3 Juni, sedangkan memetakan pulau dan pengumpulan spesimen sejarah alam.
            Cook berlayar utara, memetakan pantai dan mencari sebuah pelabuhan di mana bagian bawah Endeavour mengotori bisa tergores. Pada tanggal 29 April ia mendarat di Stingray Bay. Ia meratapi kegagalannya untuk menemukan benua selatan dan memohon kesempatan lain untuk mencarinya. Ia dipromosikan komandan dan diberi bertugas ekspedisi, dirinya dalam Resolusi dan kapten Tobias Furneaux dari Petualangan ini. Pada perjalanan kedua di 1772-75, Cook mengelilingi dunia dalam lintang selatan yang tinggi. Kepala pentingnya Its untuk penemuan Australia pada bulan Februari dan Maret 1773 ketika Adventure, berpisah dari Resolusi oleh kabut dan angin kencang, dibuat untuk pantai selatan Van Diemen's Land.
            Pada pelayaran ketiga Cook, sekarang pasca-kapten dan rekan-rekan dari Royal Society, mengunjungi Adventure Teluk dirinya pada tanggal 26 Januari 1777, dalam perjalanan ke Selandia Baru dan Tahiti. Dia melanjutkan untuk menjelajahi pantai-pantai Pasifik Amerika Utara dan Siberia. Pada November 1778 ia berada di Kepulauan Sandwich (Hawaii), dimana pada Kealakekua (Karakakooa) Teluk ia terbunuh pada 14 Februari 1779.
            Cook kekuatan adalah rasa percaya dirinya. Ia mengemudi sendiri sekeras buahnya belum mereka mengikutinya dengan setia, meskipun mereka kadang-kadang menggerutu aturan tentang kebersihan dan pola makan yang diperlukan untuk mencegah penyakit kudis, yang luar biasa sukses menjaga kesehatan awak nya. Dia juga parah pada uncompliant pribumi yang dijumpainya di perjalanan, dan kesiapan untuk menggunakan kekuatan memberikan kontribusi terhadap kematiannya. Prestasinya yang terbesar adalah negatif, karena mereka terbukti di mana tanah tidak, tapi charting pantai nya menetapkan standar yang tinggi dan banyak penemuannya membantu menciptakan kerajaan Inggris kedua.

C.    Penjelajahan Samudera Di Afrika[3]

Afrika adalah benua terbesar ketiga di dunia setelah Asia dan Amerika dan kedua terbanyak penduduknya setelah Asia. Dengan luas wilayah 30.224.050 km² termasuk pulau-pulau yang berdekatan, Afrika meliputi 20,3% dari seluruh total daratan Bumi. Dengan 800 juta penduduk di 54 negara, benua ini merupakan tempat bagi sepertujuh populasi dunia. [4] Ceng Ho dan Colombus adalah dua pelaut ulung yang tersohor di penjuru dunia. Mereka terkenal sebagai figur tangguh yang berani menantang ganasnya samudra dengan perahu sejarahnya. Tapi tahukah anda, ternyata kepiawaian mereka jauh ketinggalan dari pelaut Nusantara. Mungkin anda tidak percaya begitu saja. Tapi, demi membuktikan kebenaran itulah Robert dick-read, dengan berdasar pada sumber sejarah yang berlimpah, Dick bercerita tentang pelaut-pelaut nusantara yang sudah menjejakkan kaki di Afrika sejak abad ke-5 M. Jauh sebelum bangsa Eropa mengenal Afrika dan jauh sebelum bangsa Arab berlayar ke Zanzibar. Ceng Ho apalagi, pelaut China yang pernah mengadakan muhibah ke Semarang pada abad ke-14 M ini jelas ketinggalan dari moyang kita.
Yang menarik, penelitian Dick-read tentang pelaut nusantara ini seperti kebetulan. Awalnya, ia datang ke mozambik pada 1957 untuk meneliti masa lalu Afrika. Disana. untuk pertama kalinya mendengar bagaimana masyarakat Madagaskar fasih berbicara dengan bahasa Austronesia laiknya pemukim di wilayah pasifik. Ia juga tertarik dengan perompak Madagaskar yang menggunakan Kano (perahu yang mempunyai penyeimbang di kanan-kiri) yang mirip perahu khas Asia timur. Ketertarikannya memuncak setelah ia banyak menghadiri seminar tentang masa lalu Afrika, yang menyiratkan adanya banyak hubungan antara Nusantara dan sejarah Afrika.
Dalam penelusurannya, Dick-read menemukan bukti-bukti mutakhir bahwa pelaut Nusantara telah menaklukkan samudra hindia dan berlayar sampai Afrika Sebelum bangsa Eropa, Arab, dan Cina memulai penjelajahan bahari mereka. Diantara bukti tersebut adalah banyaknya kesamaan alat-alat musik, teknologi perahu, bahan makanan, budaya dan bahasa bangsa Zanj (ras Afro-Indonesia) dengan yang ada di Nusantara. Di sana, ditemukan sebuah alat musik sejenis Xilophon atau yang kita kenal sebagai Gambang dan beberapa jenis alat musik dari bambu yang merupakan alat musik khas Nusantara. Ada juga kesamaan pada seni pahat patung milik suku Ife, Nigeria dengan patung dan relief perahu yang ada di Borobudur.
Dalam hal ini, Dick mengajukan dugaan kuat keterikatan Zanj, Swarnadwipa dan Sumatera. Swarnadwipa yang berarti Pulau emas merupakan nama lain Sumatera. Hal ini dapat dilihat dalam legenda Hindhu Nusantara. Dick menduga, banyaknya emas di Sumatera ini dibawa oleh Zanj dan pelaut nusantara dari Zimbabwe, Afrika. Karena, Dick juga menemukan bukti yang menyatakan tambang-tambang emas di Zimbabwe mulanya dirintis oleh pelaut Nusantara yang datang ke sana. Sebagian tak kembali dan membentuk ras Afro-Indonesia. Mungkin ras inilah yang disebut Zanj. Jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa di perairan Nusantara pada paruh pertama abad XVI, pelaut-pelaut negeri ini telah menguasai laut dan tampil sebagai penjelajah samudra. Kronik China serta risalah-risalah musafir Arab dan Persia menorehkan catatan agung tentang tradisi besar kelautan nenek moyang bangsa Indonesia.
Serangkaian penelitian mutakhir yang dilakukan Robert Dick-Read (Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika, 2008) bahkan memperlihatkan fenomena mengagumkan. Afrikanis dari London University ini, antara lain, menyoroti bagaimana peran pelaut-pelaut nomaden dari wilayah berbahasa Austronesia, yang kini bernama Indonesia, meninggalkan jejak peradaban yang cukup signifikan di sejumlah tempat di Afrika. Buku ini bercerita tentang pelaut-pelaut Nusantara yang berlayar sampai ke Afrika pada masa lampau, jauh sebelum bangsa Eropa mengenal Afrika selain gurun Saharanya, dan jauh sebelum bangsa Arab dan Shirazi menemukan kota kota-kota eksotis di pantai timur Afrika seperti Kilwa,Lamu dan Zanzibar.
Oliver W Wolters (1967) mencatat bahwa dalam hal hubungan perdagangan melalui laut antara Indonesia dan China—juga antara China dan India Selatan serta Persia—pada abad V-VII, terdapat indikasi bahwa bangsa China hanya mengenal pengiriman barang oleh bangsa Indonesia. I-Tsing, pengelana dari China yang banyak menyumbang informasi terkait masa sejarah awal Nusantara, secara eksplisit mengakui peran pelaut-pelaut Indonesia. Dalam catatan perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 Masehi) dari Kanton ke Perguruan Nalanda di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya, negeri yang ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di ”Laut Selatan”.
Dengan kata lain, arus perdagangan barang dan jasa menjelang akhir milenium pertama di ”jalur sutra” melalui laut-meminjam istilah arkeolog Hasan Muarif Ambary (alm)-sangat bergantung pada peran pelaut-pelaut Indonesia. Tesis Dick-Read bahkan lebih jauh lagi, bahwa pada awal milenium pertama kapal-kapal Kun Lun (baca: Indonesia) sudah ikut terlibat dalam perdagangan di Mediterania.
Denys Lombard (Nusa Jawa: Silang Budaya, Jilid 2), mengidentifikasikannya sebagai orang-orang laut, sedangkan Dick-Read merujuk ke sumber yang lebih spesifik: orang-orang Bajo atau Bajau. Mereka ini semula berdiam di kawasan Selat Melaka, terutama di sekitar Johor saat ini, sebelum akhirnya menyebar ke berbagai penjuru Nusantara, dan pada sekitar abad XIV sebagian besar bermukim di wilayah timur Indonesia. Peran yang dimainkan para pelaut Indonesia pada masa silam tersebut terus berlanjut hingga kedatangan orang-orang Eropa di Nusantara. Para penjelajah laut dan pengelana samudra inilah yang membentuk apa yang disebut Adrian B Lapian, ahli sejarah maritim pertama Indonesia, sebagai jaringan hubungan masyarakat bahari di Tanah Air.
Anthony Reid (Sejarah Modern Awal Asia Tenggara, 2004) menyebut kelompok masyarakat berbahasa Austronesia ini sebagai perintis yang merajut kepulauan di Asia Tenggara ke dalam sistem perdagangan global. Akan tetapi, pada abad XVIII masyarakat Nusantara dengan budaya maritimnya yang kental itu mengalami kemunduran. Monopoli perdagangan dan pelayaran yang diberlakukan pemerintahan kolonial Belanda, walau tidak mematikan, sangat membatasi ruang gerak kapal-kapal pelaut Indonesia. Ironisnya, setelah 68 tahun Indonesia merdeka, setelah PBB mengakui Deklarasi Djoeanda (1957) bahwa Indonesia adalah negara kepulauan, tradisi besar itu masih saja dilupakan. Kini, kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat nelayan dijumpai di banyak tempat, sementara di sisi lain, kekayaan laut kita terus dikuras entah oleh siapa
Hal itu menjadi bukti bahwa jauh sebelum bangsa Eropa membanggakan diri karena mengklaim bahwa pelayarannya adalah yang terhebat di dunia karena berhasil melakukan perjalanan keliling samudra pada abad XVI, ternyata nenek moyang bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu melakukannya. Bahkan penjelajahan penduduk Indonesia dibarengi dengan fasilitas perahu dengan teknologi modern dan sarana pendukung yang serba canggih pada masa itu, hingga membuat perjalanan menyusuri ’dunia baru’ bukanlah sesuatu hal yang sulit dilakukan. Sehingga dapat dikatakan jika pelayaran itu sangat heroik dan jauh di luar batas kemampuan berlayar bangsa mana pun di dunia pada era tersebut. Padahal itu dilakukan pelaut Nusantara seribu tahun lebih sebelum petualangan Columbus di era modern.
Dari berbagai sumber yang telah diteliti, penjelajah laut dari Nusantara menginjakkan kakinya pertama kali di benua Afrika melalui Madagaskar. Kedigdayaan pelaut Nusantara yang tercatat pertama kali dalam sejarah adalah masa ketika kerajaan Sriwijaya, yang ibu kotanya di Palembang, tepatnya di tepi sungai Musi, berhasil membangun angkatan laut kerajaan terkuat, besar dan tangguh, yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Memang sejarah modern mencatat bahwa pelayaran keliling lautan luas pertama kali dilakukan oleh armada Cheng Ho dari negeri Cina dan pelaut Eropa di zaman Columbus. Padahal fakta itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun tidak ada catatan otentik yang tersisa, namun dapat disebut bahwa pelaut Nusantara yang dipelopori armada laut Sriwijaya sudah terlebih dahulu berhasil mengarungi samudra.
Menurut Robert Dick-Read, bukti mutakhir bahwa para pelaut Nusantara telah menaklukkan samudra jauh sebelum bangsa Eropa, Arab, Cina, dan India memulai zaman penjelajahan bahari masih bisa ditelusuri buktinya. Karena sejak abad ke-5 masehi, para pelaut Nusantara sudah mampu menyeberangi Samudra Hindia hingga mencapai benua Afrika dan masih meninggalkan jejak nyata hingga sekarang.
Sebuah inskripsi kuno pada abad VII masehi yang ditemukan di Palembang menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya adalah kelompok pertama pelaut Nusantara yang berhasil menyebarkan armadanya hingga daratan Afrika. Pasalnya, pada zaman keemasan Sriwijaya, saat itu penguasa kerajaan membutuhkan emas dalam jumlah besar dan mereka mendatangkan pasokan emas itu dari pertambangan emas kuno yang ada di Zimbabwe. Ditambah bukti adanya banyak penduduk Madagaskar pada masa lalu yang melakukan hubungan dengan penghuni Sumatra Selatan semakin menguatkan asumsi bahwa angkatan laut kerajaan Sriwijaya telah berhasil menduduki tanah yang ditemukannya itu.
Para petualang Nusantara ini tidak sekedar hanya singgah di dataran Afrika, melainkan juga menetap dan meninggalkan banyak kebudayaan di seluruh dataran yang berhasil disinggahinya. Banyaknya jejak pelaut Nusantara tersebut meninggalkan kebudayaan diantaranya dengan ditemukannya teknologi, tanaman baru, musik, dan seni yang pengaruhnya masih bisa dijumpai dalam kehidupan masyarakat Afrika sekarang. Misalnya dalam kehidupan masyarakat Zanj yang menghuni daerah Madagaskar bagian utara, mereka menangkap buruan dengan menggunakan keranjang yang sebenarnya mirip dengan teknik menangkap ikan di semenanjung Malaya dan Indonesia. Tidak banyak yang diketahui untuk mengungkap asal usul ras tersebut, namun ada satu petunjuk yang akan menggiring kita untuk menemukan jawabannya, yaitu Zanj adalah ras keturunan Afro-Indonesia yang menetap di Afrika Timur.
Bahkan tanaman ubi jalar, pisang raja, dan beragam jenis pisang yang hidup di daratan Afrika Timur juga merupakan tanaman yang dibawa oleh penjelajah Indonesia yang melakukan perjalanan ke Madagaskar. Dan pada waktu yang sama tanaman itu menyebar sampai Afrika Barat karena dibawa melalui perjalanan darat melalui Somalia, Ethiopia Selatan, dan Sudan.
Fakta di atas juga digunakan Alexander Adelaar (pakar lainnya) ketika mempelajari asal-usul bahasa Madagaskar. Dari hasil analisisnya, dia bahkan berani membeberkan hipotesis bahwa bahasa penduduk Madagskar (Malagasi) dan Melayu sangat mirip. Tidak hanya itu, kekuatan unsur genetik dan budaya Afrika di Madagaskar yang sangat besar, serta banyaknya jumlah kata dalam perbendaharaan kata masyarakat Afrika semakin memperkuat asumsi bahwa pulau tersebut dulu dihuni bangsa Afro-Indonesia, yang merupakan cikal bakal penduduk Nusantara.




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Ramainya perdagangan di Laut Tengah, terganggu selama dan setelah berlangsungnya Perang Salib (1096 - 1291). Dengan jatuhnya kota Konstantinopel (Byzantium) pada tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia terputus. Sultan Mahmud II, penguasa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasannya. Bangsa Barat menghadapi kendala krisis perdagangan rempah-rempah.Oleh karena itu bangsa Barat berusaha keras mencari sumbernya dengan melakukan penjelajahan samudra. Selain itu, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus.Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani.Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil.  Adanya semboyan imperalisme kuno yang diiringi dengan semangat kekalahan perang salib juga menimbulkan semboyan 3G : Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), Gospel (menyebarkan agama kristen).
Sebuah inskripsi kuno pada abad VII masehi yang ditemukan di Palembang menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya adalah kelompok pertama pelaut Nusantara yang berhasil menyebarkan armadanya hingga daratan Afrika. Pasalnya, pada zaman keemasan Sriwijaya, saat itu penguasa kerajaan membutuhkan emas dalam jumlah besar dan mereka mendatangkan pasokan emas itu dari pertambangan emas kuno yang ada di Zimbabwe. Ditambah bukti adanya banyak penduduk Madagaskar pada masa lalu yang melakukan hubungan dengan penghuni Sumatra Selatan semakin menguatkan asumsi bahwa angkatan laut kerajaan Sriwijaya telah berhasil menduduki tanah yang ditemukannya itu.
Para petualang Nusantara ini tidak sekedar hanya singgah di dataran Afrika, melainkan juga menetap dan meninggalkan banyak kebudayaan di seluruh dataran yang berhasil disinggahinya. Banyaknya jejak pelaut Nusantara tersebut meninggalkan kebudayaan diantaranya dengan ditemukannya teknologi, tanaman baru, musik, dan seni yang pengaruhnya masih bisa dijumpai dalam kehidupan masyarakat Afrika sekarang. Misalnya dalam kehidupan masyarakat Zanj yang menghuni daerah Madagaskar bagian utara, mereka menangkap buruan dengan menggunakan keranjang yang sebenarnya mirip dengan teknik menangkap ikan di semenanjung Malaya dan Indonesia. Tidak banyak yang diketahui untuk mengungkap asal usul ras tersebut, namun ada satu petunjuk yang akan menggiring kita untuk menemukan jawabannya, yaitu Zanj adalah ras keturunan Afro-Indonesia yang menetap di Afrika Timur. Bahkan tanaman ubi jalar, pisang raja, dan beragam jenis pisang yang hidup di daratan Afrika Timur juga merupakan tanaman yang dibawa oleh penjelajah Indonesia yang melakukan perjalanan ke Madagaskar. Dan pada waktu yang sama tanaman itu menyebar sampai Afrika Barat karena dibawa melalui perjalanan darat melalui Somalia, Ethiopia Selatan, dan Sudan.

Daftar Pustaka

Egi, Muhammad “Penjelajahan Samudra”, diakses pada 05 November 2015, pukul, 10.30 WIB., http://crezermania.blogspot.co.id/2012/08/penjelajahan-samudra.html?m=1
Idznillah,Tasya, “Sejarah Penjelajahan Samudera”, diakses pada 05 November 2015, pukul 09.22 WIB., http://tasyaidznillah.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-penjelajahan-samudra.html?m=1
Wikipedia, “Afrika”, diakses pada 05 November 2015, pukul 10.05 WIB., https://id.m.wikipedia.org/wiki/Afrika
Wikipedia, “Vasco da Gama”, diakses pada 05 November 2015, pukul 10.01 WIB., https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vasco_da_Gama




[1] Tasya Idznillah, “Sejarah Penjelajahan Samudera”, http://tasyaidznillah.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-penjelajahan-samudra.html?m=1, diakses pada 05 November 2015, pukul 09.22 WIB.
[2] Wikipedia, “Vasco da Gama”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vasco_da_Gama, diakses pada 05 November 2015, pukul 10.01 WIB.
[3] Muhammad Egi, “Penjelajahan Samudra”, http://crezermania.blogspot.co.id/2012/08/penjelajahan-samudra.html?m=1, diakses pada 05 November 2015, pukul, 10.30 WIB
[4] Wikipedia, “Afrika”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Afrika, diakses pada 05 November 2015, pukul 10.05 WIB