MAKALAH
SEJARAH DUNIA
“TURKI UTSMANI”
Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Sejarah Dunia
Dosen Pembimbing:
Prof. Budi Sulistiono,M.Hum
Disusun oleh :
ST.
LUSI SUSWANTI
1113015000009
Kelas 5B
PENDIDIKAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dinasti Abbasiyah di Baghdad
adalah salah satu dinasti besar pada
masanya, selain itu Islam juga mengalami kemajuan yang pesat. Namun setelah
Dinasti Abbasiyah runtuh, Islam mengalami kemunduran yang cukup drastis. Wilayah
kekuasaannya tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain
bahkan saling memeranggi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam
banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu. Namun Islam bangkit
kembali setelah munculnya tiga kerajaan besar yaitu Turki Utsmani, Kerajaan
Mongol di india dan Kerajaan Safawi di Persia. Diantara tiga kerajaan tersebut,
kerajaan Turki Utsmani lah yang merupakan kerajaan terbesar.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana latar belakang berdirinya kerajaan Turki Utsmani?
2. Siapa saja tokoh-tokoh yang pernah berkuasa di kerajaan Turki
Utsmani?
3. Bagaimana masa kejayaan Turki Utsmani berlangsung?
4. Apakah yang menyebabkan Turki Utsmani mengalami keruntuhan?
C.
TUJUAN
1.
Dapat
menegtahui latar belakang berdirinya kerajaan Turki Utsmani
2.
Dapat
mengetahui tokoh-tokoh yang pernah berkuasa dan berpengaruh di kerajaan Turki
Utsmani
3.
Dapat
menegatahui seperti apa masa kejayaan kerjaan Turki Utsmani
4.
Dapat
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan keruntuhan kerajaan Turki
Utsmani
5.
Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah sejarah
dunia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Berdirinya Turki Utsmani
Sejarah Turki Usmani tidak bisa lepas dari persentuhan dengan
barat. Momentum pertama kontak antara Turki dengan dunia barat ialah jatuhnya
kota Konstatinopel, ibukota Bizantium ketangan pasukan Turki dibawah pimpinan
Sultan Muhammad II Al-Fatih pada tahun 1453. Inilah titik awal massa keemasan
Turki Usmani, yang terus cemerlang hingga abad ke-18 sebelum akhirnya jatuh
karena ekspansi barat dalam merebut wilayah kekuasaan Turki dan berkembangnya
ideology yang terus menggerogoti kerajaan Turki Usmani.
Perang dunia ke-1 abad ke 19 melahirkan gerakan Turki muda yang
terjadi ketika kolonialisme barat menguasai wilayah Turki. Ide-ide barat mulai
masuk dalam aspek mencari format
pemerintahan yang konstutisional hingga Mustafa Kemal Attaturk menggagas
nasionalisme demi memerdekakan Turki dari ekspansi Barat. Memang biacar tentang
Turki tidak bisa terlepas dari founding father Turki modern. Mustafa Kemal
Attatruk beliau mendirikan Negara Republik Turki diatas puing-puing reruntuhan
kekhalifahan Turki Usmani dengan prinsip pembaharuannya Westwenelisme,
Sekularisme, dan Nasioalisme.
Perlu dipahami, Sekulerisasi yang dijalankan oleh Mustafa Kemal
tidak sampai menghilangkan agama. Sekulerisasinya berpusat pada kekuasaan
golongan ulama dalam soal negara dan dalam soal politik. Yang pertama
ditentangnya adalah ide negara Islam dan pembentukan negara Islam. Negara mesti
dipisahkan dari agama. Namun, negara tetap menjamin kebebasan beragama bagi
rakyat.
Terlepas dari sikap kemal Attaturk yang menelanjangi simbol-simbol
islam, sebenarnya ia tidaklah bermaksud menyirnakan Islam dari masyarakat
Turki, yang mereka kehendaki adalah de-ideology Islam, yaitu memisahkan
kekuasaan (lembaga) Isalam dari bidang politik dan pemerintahan. Sebab
ideologisasi Islam yang pernah dikembangkan penguasa Turki Usmani dan mampu
mengantarkan Turki Usmani pada puncak kejayaannya dinilai pada pembeharu Turki
tidak cukup efektif lagi untuk mendongkrak kelumpuhan Turki Usmani dalam
menghadapi barat. Oleh karena itu, langkah ini adalah langkah terbaik yang
dapat mereka tempuh dalam rangka mengembalikan kejayaan Islam di Turki.
Kerajaan Turki Usmani juga muncul ketika Islam mengalami masa
kemunduran ditandai dengan jatuhnya Abbasiyah di Baghdad. Namun, Turki Usmani
dikatakan sebagai kerjaan yang paling berpengaruh dan membangkitkan peradaban
Islam setelah kemunduran Islam. Kerajaan Turki Usmani berlangsung selama enam
abad sekaligus menjadi kekuatan Islam paling besar kala itu. Kerajaan turki
Usmani adalah warisan kepemimpinan Erthrogul. Usman memproklamirkan kemerdekaan
atas daerah yang diduduki setelah kerajaan Saljuk terpecah-pecah akibat
serangan dari bangsa Mongol. Sebelum itu, bangsa Turki dari khabilah oghuz
dibawah pimpinan Erthogrul menetap di Asia Tengah dibawah serangan-serangan
bangsa Mongol. Pada abad ke-13 bangsa Turki dari khabilah oghuz melarikan diri
ke Asia kecil (Bangsa Turki Saljuk) dibawah pimpinan Al-Thugril dan mengabdikan
diri kepada Sultan Aliudin II. Kemunculan bangsa Turki dari khabilah oghuz
membantu Sultan Saljuk memenangkan perang melawan Bizantium. Atas kemenangan
tersebut, mereka dihadiahkan sebidang tanah di Asia kecil berbatasan dengan
Bizantium.
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah mongol dan utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga
abad, mereka pindah ke Turkistan, kemudian Persia dan Iraq. Mereka masuk islam
sekitar abad kesembilan atau sepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di
tengah serangan-serangan mongol abad ke-13 M, mereka melarikan diri kebarat dan
mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara mereka, orang-orang Turki
Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil. Di sana, di bawah pimpinan Erthrogul,
mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II, Sultan Seljuk yang kebetulan
sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin
mendapat kemenangan. Atas jasa baikitu, Alauddin menghadiahkan sebidamg tanah
di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizatium. Sejak itu mereka membina wilayah
barunya dan memilih syukud sebagai ibu kota.
Erthrogul meninggal dunia tahun1289 M. Kepemimpinannya dilanjutkan
oleh putranya, usman. Putra Erthrogul inilah yang di anggap sebagai pendiri
kerajaan Usmani. Usman memeringtah antara tahun 1290 M dan 1326 M. Sebagai mana
ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan Alauddin II dengan keberhasilannya
menduduki benteng-benteng Bizantium yang
berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, kemudian terpecah menjadi
beberapa kerajaan kecil. Usman pun menyatakan kemerdekaannya dan berkuasa penuh
atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah, kerajaan usmani dinyatakan berdiri.
Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering di sebut juga Usman I.
B. Tokoh-tokoh Kerajaan Turki Utsmani
Hamka mengemukakan bahwa nama kerjaan Turki Usmani diambil dan
dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Utsmani Ibnu Sauji
Ibnu Orthogul Ibnu Sulaiman Syah Ibnu Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah.
Turki Usmani berkuasa sejak abad ke-13 sampai abad ke 19. [1] Kepemimpinan Turki Utsmani dibagi menjadi dua periode yaitu :
Periode pertama (1299 M-1422
M)
Dari awal berdirinya sampai kehancuran sementara oleh serangan
Timur Lenk. Pada periode ini sultannya adalah :
1.
Usman
(1300 M-1326 M)
Usman adalah pendiri kerajaan Turki Usmani. Ia mengumumkan dirinya
sebagai Padisyah Al Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 699 H (1300M). Iya
banyak berjasa kepada Sultan Aliuddin II dengan kebehasilannya menduduki
benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Setapak demi
setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan
Bizantium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M, dan pada tahun 1326 M
dijadikan sebagai ibukota kerajaan.
2.
Orkhan
(1326 M-1359 M)
Menaklukan Azmir (Smirna)1327 M. Thawalyani 1330 M, Uskandar 1338
M, Ankara 1354 M, dan Gallipoli 1356 M. Daerah ini bagian benua Eropa yang
pertama kali diduduki kerajaan Usmani.
3.
Murad
I (1359 M-1389 M)
Ia memantapkan keamanan dalam negeri dan ia melakukan perluasan
daerah kebenua Eropa. Ia dapat menaklukan Andrinopel (dijadikan sebagai ibukota
kerajaan baru), Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh wilayah bagian utara
Yunani. Pada saat kepemimpinan Murad I Paus merasa cemas karena kemajuan
ekspansi ke wilayah Eropa sangat berkembang sangat pesat. Oleh karena itu Paus
mengobarkan semangat perang untuk menghancurkan Turki Usmani.
4.
Sultan
Bayazid I (1389 M-1403 M)
Sultan Bayazid I pengganti Murad satu,ia melanjutkan perjuangan
Murad I untuk bisa melawan pasukan kristen Paus. Dan akhirnya bisa menaklukan
pasukan sekutu kristen tersebut dan peristiwa ini merupakan catatan sejarah
yang amat gemilang bagi umat Islam.
Periode kedua (1403 M-1566 M)
Ditandai dengan restorisasi kerajaan percepatan pertumbuhan serta
perluasannya yang terbesar. Pada periode ini sultannya adalah :
1.
Muhammad
I (1403 M-1421 M)
Dapat menyatukan Turki Usmani kembali karena setelah meninggalnya
Sultan Bayazid I Turki Usmani mengalami kemunduran karena disini putranya
saling berebut kekuasaan dan saling terjadi pertikaian. Dan Muhammad I juga
berhasil mengambil wilayah yang sempat di ambil oleh Timur Lenk.
2.
Murad
II ( 1421 M-1451 M)
Dipandang Eropa sebagai penguasa yang tidak berbahaya karena usianya
yang masih sangat muda, dan ia terlebih dahulu melakukan konsolodasi kedalam
sebelum melakukan perluasan wilayah.
3.
Sultan
Muhammad Ali Fath (1451 M-1512M)
Dapat mengalahkan Bizantium dan menaklukan Konstatinopel tahun 1453
M. Dengan terbukanya Konstatinopel sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan
Bizantium, lebih mudahlah arus ekspansi Turki Usmani ke Benua Eropa.
4.
Sultan
Salim I (1512 M-1520 M)
Sultan Salim memiliki kemampuan memerintah dalam memimpin
peperangan. Ia mengalihkan perhatian ketimur dengan menaklukan Persia, Syiria,
dan Dinasti Mamalik di Mesir.
5.
Sultan
Sulaiman Al-Qanuni (1520 M-1566 M)
Daerah ekspansinya Asia kecil, Armenia, Irak, Syria, Hejaz, dan
Yaman di Asia, Mesir, Libya, Tunis, dan Aljazair di Afrika, Bulgaria, Yunani,
Yogoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.Setelah Sultan Sulaiman
meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara putra-putranya, yang
menyebabkan Kerajaan Turki Usmani mundur. Akan tetapi, meskipun terus mengalami
kemunduran, kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai
negara yang kuat, terutama dalam bidang militer. Kerajaan ini memang masih
bertahan lima abad lagi setelah itu.[2]
C. Masa Kejayaan Turki Utsmani
Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al Usman (raja
besar keluarga Usman) tahun 699H (1300 M), setapak demi setapak wilayah
kerajaan dapat diperluas, ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan
menaklukan kota Broessa tahun 1317 M, kemudian, pada tahun 1326 M di jadikan
sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa pemerintahan Orkhan (726H/1326 M-726
H/1359 M) kerajaan Turki Usmani ini dapatmenaklukan Azmir (Semirna) tahun
1327 M, Thawasyanli (1300 M), Uskandar
(1338 M), Ankara (1354 M), dan Gallipoli ( 1356 M). Daerah ini adalah bagian
dari benua Eropa yang pertama kali diduduki kerajaan Usmani. Ketika Murtad I,
pengganti Orkhan,berkuasa (761 H-789 H), selain memantapkan keamanan dalam
negeri, ia melakukan perluasan ke benua Eropa . Ia dapat menaklukan Adrianopel
yang kemudian menjadikanya sebagai benua ibu kota kerajaan yang baru,
Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh bagian utara Yunani. Merasa cemas
terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa, Paus mengobarkan semangat
perang. Sejumlah besar sekutu Eropa di persiapkan untuk memukul mundur Turki
Usmani. Pasukan ini di pimpin oleh Sijisman, raja Hongaria. Namun Sultan
Bayazid I (1389-1403 M), pengganti Murtad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu
kristen Eropa tersebut. Peristiwa ini merupakan catatan sejarah yang amat
gemilang bagi umat Islam.
Ekspansi kerajaan Usmani sempat terhenti beberapa lama. Ketika
ekspansi di arahkan ke Konstantinopel, tentara Mongol yang di pimpin Timur Lenk
melakukan serangan ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi di Ankara tahun 1402 M. Tentara Turki Usmani mengalami
kekalahan. Bayzid bersama putranya, Musa tertawan dan wafat dalam tawanan tahun
1403 M. Kekalahan Bayazid di Ankara itu berakibat buruk bagi Turki usmani.
Penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil melepaskan diri dari genggaman Turki
Usmani. Wilayah serbia dan bulgaria memproklamasikan kemerdekaan. Dalam pada
itu, putra-putra balyazid saling berebut kekuasaan . suasana buruk ini baru
berakhir setelah Sultan Muhammad I (1403-1421 M) dapat mengatasinya. Sultan
Muhammad berusaha keras menyatukan negaranya dan mengembalikan kekuatan dan
kekuasaan seperti sediakala.
Setelah Timur Lenk meninggal dunia tahun 1405 M, Kesultanan Mongol
dipecah dan dibagi kepada putra-putranya yang satu sama lain berselisih.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh penguasa Turki Usmani untuk melepaskan diri dari
kekuasaan Mongol. Namun, pada saat itu juga terjadi perselisihan antara
putra-putra Bayazid (Muhammad, Isa, dan Sulaiman) Muhammad berhasil mengalahkan
saudara-saudaranya. Usaha Muhammad pertama kali mengadakan perbaikan-perbaikandan meletakan dasar-dasar
keamanan dalam negeri. Usaha ini diteruskan Murtad II (1421-1451 M) , sehingga
Turki Usmani mencapai puncak kemajuannya pada masa Muhammad II atau bisa di
sebut Muhammad Al-Fatih (1451-1484 M). Sultan Muhammad Al-Fatih dapat
mengalahkan Bizantium dan menaklukan Konstantinopel tahun 1453 M. Dengan
terbukanya konstantinopel sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan
Bizantium, lebih memudahkan arus ekspansi Turki Usmani kebenua Eropa. Akan
tetapi ketika Sultan Salim I (1512-1520 M) naik tahta, ia mengalihkan perhatian
ke Timur denggan menaklukan Persia, Syria, dan dinasti Mamalik di Mesir. Usaha
Sultan Salim I ini dikembangkan oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M).
Ia tidak mengarahkan ekspansinya ke satu arah timur atau barat,tetapi seluruh
wilayah sekitar Turki Usmani merupakan obyek yang menggoda hatinya. Sulaiman
berhasil menundukan Irak, Bekgrado, pulau Rodhes, Tunis, Budapest, dan Yaman.
Dengan demikian luas wilayah Turki Usmani pada masa Sultan Muhammad Sulaiman
mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hajez,dan Yaman, Mesir, Libia,
Tunis,dan Aljazair, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan Rumania
di Eropa.
Secara garis besar masa kejayaan kerajaan Turki Utsmani terbagi
dalam beberapa bidang, diantaranya adalah:
1.
Bidang
Kemiliteran
Keberhasilan Khalifah Turki Usmani memperluas kekuasaan keberbagai
wilayah yang begitu luas ditentukan oleh militernya yang tangguh. Kekuatan
militer Turki terletak pada mesin perangnya bernama Jenissary dan inkisyariyah.
Faktor utama yang mendorong kemajuan di bidang militer adalah tabiat bangsa
Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh terhadap
peraturan.Untuk pertama kali, kekuatan militer kerajaan ini mulai di organisasi
dengan baik dan teratur ketika terjadi
kontak senjata dengan Eropa. Ketika itu, pasukan tempur yang besar sudah
terorganisasi. Pengoranisasian yang baik, taktik, dan strategi tempur militer
Usmani berlangsung tanpa halangan berati.
2.
Bidang
kebudayaan
Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpadaun bermacam-macam kebudayaan,
di antaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab. Orang-orang Turki
Usmani memang dikenal sebagai bangsa
yang suka dan mudah berasimilasi dengan bangsa asing dan menerima kebudayaan
luar.
3.
Bidang
IPTEK
Kerjaaan Turki Usmani kurang berhasil dalam IPTEK disebabkan hanya
mengutamakan kekuatan militer. Kemandegan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kerajaan Turki Usmani ada kaitannya dengan metode berpikir yang kolot dan
tradisional, dikalangan ulama mereka cenderung menutup diri dari pengaruh kemajuan
Eropa dan ini juga diakibatkan dengan menurunnya semangat berpikir bebas akibat
pemahaman tasawuf.
4.
Bidang
keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan
kerjaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga, fatwa ulama menjadi
hukum yang berlaku. Karena itu, ulama mempunyai tempat tersendiri dan berperan
besar dalam kerajaan dan masyarakat.
Yang tak kalah pentingnya dalam masalah keagamaan di Turki Usmani
adalah perkembangan terekat. Nama terekat yang mengalami kemajuan adalah
tarekat Bektasyi dan terekat Maulawi. Menariknya kedua tarekat ini banyak
dianut oleh kalangan sipil dan militer. Terekat Bektasyi mempunyai pengaruh
yang amat dominan di kalangan tentara Jenissary, sehingga mereka sering disebut
sebagai tentara Bektasyi. Sementara terekat Maulawi mendapat dukungan dari para
penguasa dalam mengimbangi Jenissari Bektasyi.[3]
5.
Kemajuan
seni dan arsitektur
Kemajuan seni dan arsitektur dapat dilihat dari bangunan-bangunan
besar yang bernilai artistik, terutama bangunan masjid. Salah satunya adalah
masjid Aya Sophia yang dahulunya gereja. Masjid lainnya yang juga angat
artistik adalah masjid Raya Sultan Muhammad Al-Fatih dan juga masjid Abu Ayyub al-Anshary.
Masjid yang terkahir ini biasa digunakan sebagai tempat pelantikan
sultan-sultan Usmani yang baru.[4]
D.
Penyebab Keruntuhan Kerajaan Turki Utsmani
Kerajaan Turki Usmani mulai memasuki masa kemunduran pada abad
ke-17 Masehi, yang ditandai dengan kekalahan militernya dalam mengahadapi dunia
Kristen Barat. Bahkan, gejala awal dari kemunduran itu mulai tampak sejak akhir
abad ke-16 M yang ditandai dengan kelemahan para sultan dalam mengendalikan
negara. Sepeninggal Sultan Sulaiman Al-Qanuni, Turki Usmani telah jatuh
ketangan Sultan-sultan yang lemah. Sultan Salim II lyang merupakan pengganti
langsung dari sultan Sulaiman Al-Qanuni adalah figur yang lemah. Ia adalah tipe
sultan Kerajaan Turki Usmani yang tidak disukai rakyatnya. Karena pemabuk, ia
menyerahkan semua urusan negara kepada Mentri Besar Sokoli.[5]
Secara singkat, faktor yang menyebabkan kemunduran Turki Utsmani adalah sebagai
berikut:
a.
Wilayah
kekuasaan yang sangat luas
Administarsi pemerintahan bagi suatu negara yang amat luas
wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi pemerintahan
kerjaan tidak beres. Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai
wilayah yang sangat luas. Sehingga mereka terlibat perang terus menerus dengan
berbagai bangsa.
b.
Kelemahan
para penguasa
Sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni, Kerajaan Usmani di perintah oleh
sultan-sultan yang lemah, baik dalam kepribadian terutama dalam
kepemimpinannya. Akibatnya pemerintahan menajdi kacau. Kekacauan ini tidak
pernah dapat diatasi secara sempurna, bahkan semakin lama menjadi semakin
parah.
c.
Pemberontakan
tentara Jenissari
Kemajuan ekspansi Kerajaan Usmani banyak ditentukan oleh kuatnya
tentara Jenissari. Dengan demikian, dapat dibayangkan bagaimana kalau tentara
ini memberontak. Pemberontakan tentara Jenissari terjadi ebanyak empat kali,
yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M.
d.
Krisis
ekonomi
Ketidaksetabilan politik Kerajaan Turki Usmani memberikan pengaruh
besar terhadap perkembangan ekonomi negara. Akibat perang yang tak pernah
berhenti, perokonomian merosot, pendapatan berkurang, sementara belanja negara
sangat besar termasuk biaya perang.Krisis keuangan timbil sejak 1580 M yang
disebabkam oleh perak Amerika yang berharga murah membanjiri kerajaan Usmani.
Nilai mata uang menjadi turun dan harga barang menjadi naik.
e.
Perang
yang berkesinambungan
Perang yang berkesinambungan menyebabkan menelan banyak korban
jiwa, dan harta benda yang tidak sedikit. Perang yang berkepanjangan ini juga
selalu ditandai dengan kekalahan demi kekalahan dari pihak tentara Usmani, dan
diakhiri dengan perjanjian-perjanjian yang sangat merugikan kerjaan Usmani.[6]
[7]Selain
itu faktor penyebab kemunduran Turki Usmani ini ialah setelah wafatnya Sulaiman
al-Qonuni. Hal ini di sebabkan banyaknya kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman
meninggaldiantaranya perebutan kekuasaan antara putra beliau, selain itu juga
melemahnya semangat perjuangan prajurit Utsmani yang mengakibatkan kekalahan
dalam menghadapi beberapa peperangan dan dalam sistem ekonomi mereka semakin memburuk serta sistem pemerintahannya tidak
berjalan dengan semestinya.
Faktor-faktor yang diatas
menyebabkan kemunduran Turki Usmani, ada juga beberapa faktor lain yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
1)
Faktor
Internal
Faktor-faktor penyebab yang
terjadi di dalam ialah:
a.
Luasnya
wilayah kekuasaan
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi di daerah Kerajaan
Usmani menyebabkan pemerintah merasa kewalahan dalam melakukan administrasi
pemerintahan, terutama pasca-pemerintahan Sultan Sulaiman. Pada pemerintahan
ini seluruh administrasi menjadi tidak teratur dan keperintahan baru ini lebih
mengutamakan berekspansi lagi di bandingkan menata sistem kepemerintahannya sehingga
menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah diserang dan direbut
oleh musuh, sehingga sebagian wilayah berusaha untuk melepaskan diri.
b.
Ledakan
jumlah penduduk
Perubahan mendasar yang terjadi pada Kerajaan Utsmani ini ialah
membeludaknya jumlah penduduk, jumlah penduduk di Kerajaan Turki Utsmani pada
abad ke-16 bertambah 2 kali lipat dari
sebelumnya. Masalah membeludaknya jumlah penduduk di Kerajaan Utsmani ini
disebabkan oleh tingkatnya jumlah penduduk dengan sedemikian tinggi dan
ditambah kurangya angka kematian akibat masa damai dan aman yang diciptakannya
kerajaan aerta menurunnya frekuensi penaklukan.
c.
Heterogenitas
penduduk
Dari banyak dan ragamnya penduduk, administrasi yang dibutuhkan
juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi,
Kerajaan Usmani pasca-Sulaiman tidak cakap dalam administrasi pemerintahan
ditambah lagi dengan pemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai
yang buruk.
d.
Kelemahan
para penguasa dan sistem demokrasi
Sepeninggalan Sulaiman terjadi pergantian kepemimpinan, tetapi
setelah ditinggalkan oleh Sulaiman di kepemerintahan yang baru ini tidak pandai
menata sistem kepemerintahannya dan juga tidak paham dengan militer sehingga
menyebabkan kekacauan dan susah teratasi.
e.
Budaya
pungli
Budaya pungli telah merajalela sehingga mengakibatkan dekadensi
moral, terutama dikalangan para pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan.
f.
Pemberontakan
Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari ini terjadi sebanyak empat kali, yaitu pada
tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M. Pihak Jenissari ini tidak lagi
menerapkan prinsip seleksi dan prestasi. Keberadaanya didominasi oleh keturuna
dan golongan tertentu yang mengakibatkan ketidak setujuan dan
pemberontakan.
g.
Merosotnya
ekonomi
Akibat peperangan secara terus-menerus, biayapun yang semakin
membengkak ditambah lagi belanja negara yang sangat besar sehingga perekonomian
kerjaan Turki pun merosot.
h.
Rendahnya
kualitas keislaman
Rendahnya kualitas keislaman
dikarenakan tidak adanya kesadaran Islam yang benar pada mereka dan tidak
adanya pemahaman bahwa Islam merupakan sistem hidup yang sempurna dan mayoritas
disana bahwa yang dia ketahui tentang Islam itu hanya sebatas Ibadah.
i.
Mengabaikan
Bahasa Arab
Duabaikannya Bahasa Arab yang merupakan bahasa al-Quran dan hadits
yang mulia, sedangkan merupakn sumber asasi bagi syariat Islam.
j.
Gonta-ganti
pejabat
Pada zaman setelah Sulaiman di kerajaan ini sering menggunta-ganti
pemimpin ditakutkan wilayah itu akan memerdekakan diri. Hali ini menyebabkan
kurangnya pemahaman pejabat baru terhada wilayah yang dipimpinnya.
2)
Faktor
Eksternal
Faktor-faktor penyebab yang
terjadi dari luar ialah sebagai berikut:
a.
Timbulnya
gerakan nasionalisme
Bangsa-bangsa yang tunduk terhadapa Kerajaan Utsmani selama
bertahun-tahun selam ia berkuasa tetapi negara-negara yang sudah terkuasai oleh
Utsmani mulai menyadari kelemahannya, sehingga mereka bangkit untuk melepaskan
diri dari Kerajaan Turki Utsmani walaupun kerajaan tersebut sudah
bertahun-tahun berbuat baik kepada mereka.
b.
Terjadinya
kemajuan teknologi di Barat, khususnyaq dalam bidang persenjataan
Pada saat itu di Turki terjadi stagnasi ilmu pengetahuan sehingga
ketika terjadi kontak senjata antara kekuasaan Turki dengan kekuatan Eropa,
Turki selalu menderita kekalahan karena pada saat itu Turki masih menggunalan
senjata trdisional sedangkan di Eropa sudah menggunakan senjata modern.
c.
Konspirasi
Yahudi menjatuhkan khilafah
Jadi menurut Syaikhul Islam, Musthafa Sabri Mustapa Kamal memiliki
hubungan yang kuat dengan kelompok Yahudi, bahlan ia salah seorang dari mereka
sebagaiman di kuatkan oleh anggota lembaga itthadiyyah dan kamaliyah. Mereka
semua mengikuti upacara ritual freemosanry.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami
daerah mongol dan utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad,
mereka pindah ke Turkistan, kemudian Persia dan Iraq. Mereka masuk islam
sekitar abad kesembilan atau sepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Di
tengah serangan-serangan mongol abad ke-13 M, mereka melarikan diri kebarat dan
mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara mereka, orang-orang Turki
Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil. Di sana, di bawah pimpinan Erthrogul,
mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II, Sultan Seljuk yang kebetulan
sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin
mendapat kemenangan. Atas jasa baikitu, Alauddin menghadiahkan sebidamg tanah
di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizatium. Sejak itu mereka membina wilayah
barunya dan memilih syukud sebagai ibu kota.
Selama kejayaan dinasti ini ada beberapa yang telah berhasil namun
diperiode selanjutnya daerah-daerah yang telah dikuasi kembali direbut oleh
pihak yang ingin menguasai Turki Usmani, adapun keberhasilan pada masa Sultan
Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi
nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Usmani
sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang
amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni. Pada masa
Sulaiman kota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak dibangun nmesjid,
sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa, dan
pemandian umum. Disebutkan bahwa buah dari bangunan itu dibangun di bawah
koordinator Sinan, seorang arsitek asal Anatolia. Sebagai bangsa yang berdarah
militer, Turki Usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang
kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka kelihatan tidak
begitu menonjol. Bangsa Turki juga banyak berkiprah dalam pengembangan seni
arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan mesjid yang indah, seperti Masjid
Al-Muhammadi atau Mesjid Jami’ Sultan Muhammad Al-fatih, Mesjid Agung Sulaiman
dan Mesjid Abi Ayyub al-Anshari.
Kemudian pada pada abad ke-17 Masehi, yang ditandai dengan
kekalahan militernya dalam mengahadapi dunia Kristen Barat. Bahkan, gejala awal
dari kemunduran itu mulai tampak sejak akhir abad ke-16 M yang ditandai dengan
kelemahan para sultan dalam mengendalikan negara. Faktor yang menyebabkan
keruntuhan Turki Utsmani diantaranya adalah Wilayah kekuasaan yang sangat luas,
kelemahan para penguasa, pemberontakan tentara Jenissari, krisis ekonomi dan
perang yang tidak ada henti-hentinya.
B. Saran
Pada masa Turki Utsmani, Islam mengalami kemajuan yang begitu pesat.
Pengaruh Islam yang merambah dari wilayah terkecil sampai wilayah besar seperti
Eropa merupakan satu pencapaian luar biasa. Untuk itu menjadi tanggung jawab
bagi kita sebagai umat muslim untuk tetap menjaga hal tersebut dan tetap
berdakwah untuk melebarkan sayap pengaruh Islam. Kemudian saya menyadari bahwa
makalah ini masih memilki banyak kekurangan sehingga saya selaku penulis
makalah ini dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca. Akhirnya
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca pada umumnya.
Daftar Pustaka
Badri, Yatim. Sejarah Peradaban
Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008
Goenandjar, Egin, “Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Turki
Utsmani”, diakses pada 01 November 2015, pukul 15.20 WIB., http://Goenandjar.blogspot.co.id/2014/03/kemunduran-dan-kehancuran-kerajaan.html?m=1
Kusdiana, Ading. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Bandung :
Pustaka Setia, 2013
Saepudin, Didin.
Sejarah Peradaban Islam Cetakan I. Jakarta: UIN Jakarta, 2007
Supriyadi, Dedi.
Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2008
[2]
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam
Dirasah Islamiyah II, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, hlm.130-133
[4]
Yatim Badri, op.cit, hlm. 133-137
[5]
Ading
Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2013, hlm.
144
[6] Yatim
Badri, op.cit, hlm. 167-168
[7]Egin Goenandjar, “Kemunduran dan Kehancuran
Kerajaan Turki Utsmani”, http://Goenandjar.blogspot.co.id/2014/03/kemunduran-dan-kehancuran-kerajaan.html?m=1,
diakses pada 01 November 2015, pukul 15.20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar