MAKALAH SEJARAH
DUNIA
“PENJELAJAHAN SAMUDERA DI AFRIKA”
Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas Ujian Akhir Semester
Dosen Pembimbing: Prof. Budi
Sulistiono,M.Hum
Disusun oleh :
ST. LUSI
SUSWANTI
1113015000009
Kelas 5B
PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Ramainya perdagangan
di Laut Tengah, terganggu selama dan setelah berlangsungnya Perang Salib (1096
- 1291). Dengan jatuhnya kota Konstantinopel (Byzantium) pada tahun 1453 ke
tangan Turki Usmani, aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia
terputus. Sultan Mahmud II, penguasa Turki menjalankan politik yang mempersulit
pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasannya. Bangsa Barat menghadapi
kendala krisis perdagangan rempah-rempah.Oleh karena itu bangsa Barat berusaha
keras mencari sumbernya dengan melakukan penjelajahan samudra.
Selain itu, jatuhnya Konstantinopel pada tahun
1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa
terputus.Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani.Situasi
ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang
banyak memiliki bahan rempah-rempah, Dalam perkembangannya, mereka tidak saja
berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara
penghasil. Adanya semboyan imperalisme kuno yang diiringi
dengan semangat kekalahan perang salib juga menimbulkan semboyan 3G : Gold
(mencari kekayaan), Glory (mencari kejayaan), Gospel (menyebarkan agama
kristen).
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang melatar belakangi adanya penjelajahan samudera?
2.
Siapa
saja yang mempelopori penjelajahan samudera?
3.
Bagaimana
penjelajahan samudera di Afrika?
C.
TUJUAN
1.
Dapat
memahami penyebab yang melatar belakangi munculnya penjelajahan samudera
2.
Dapat
mengetahui siapa saja yang mempelopori penjelajahan samudera
3.
Dapat
memahami bagaimana penjelajahan samudera yang terjadi di Afrika
4.
Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah sejarah
dunia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Penjelajahan Samudera
Berbicara mengenai penjelajahan bangsa Eropa ke dunia timur tidak
dapat dilepaskan dari situasi perdagangan di Laut Tengah setelah Konstantinopel
jatuh ketangan Turki Usmani. Peristiwa jatuhnya Konstantinopel tersebut telah
mendorong bangsa Eropah berlayar mencari jalan ke Timur. Hal ini dikarenakan
mereka ingin mencari jalan ke Timur untuk menemukan daerah penghasil
rempah-rempah. Hal itulah yang mendorong terjadinya perubahan jalur perdagangan
dari barat ke timur.Tidak hanya itu penjelajahan samudra juga disebabkan oleh
beberapa faktor lain, yaitu :
1.
Terpengaruh
oleh ajaran Copernicus bahwa bumi itu bulat
2.
Tertarik
dengan kisah perjalanan Marcopolo ke dunia Timur yang dikatakan dalam buku
"Imago Mundi" (Anggapan /keajaiban dunia)
3.
Timbulnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti penemuan kompas, navigasi,
mesin, dan peralatan kapal yang mempermudah pelayaran
4.
Terdorong
mewujudkan semangat GOLD (mencari kekayaan), GLORY (mencari kejayaan), dan
GOSPEL (menyebarkan agama kristen)
5.
Semangat
Reqounquesta (balas dendam ) yang dimiliki oleh bangsa Eropa akibat kekalahan dalam
perang salib.
B. Tokoh-Tokoh Penjelajahan Samudera
Penjelajahan samudera
dilakukan oleh beberapa bangsa anatar lain sebagai berikut:[1]
1. Penjelajahan Bangsa Portugis
a.
Bartolomeuz
Diaz
Setelah perjanjian Thordesillas (1492) pelaut-pelaut Portugis di
bawah pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan
dunia Timur (pusat rempah-rempah). Namun pelayarannya Bartholomeus Diaz hanya
sampai di ujung Afrika Selatan (1496). Hal ini disebabkan oleh besarnya
gelombang ombak Samudera Hindia, sehingga kapal-kapal yang dibawa oleh
Bartholomeus Diaz tidak berhasil melewatinya. Oleh Bartholomeus Diaz tanjung
itu dinamakan Tanjung Pengharapan (Cape og Good Hope atau Tanjung Harapan
sekarang).
Ekspedisi berlayar selatan sepanjang pantai Barat Afrika. Extra
ketentuan dijemput di tengah jalan di benteng Portugis Sao Jorge de Mina di
Gold Coast. Setelah berlayar terakhir Angola Dias mencapai mencapai Golfo da
Conceição (Walvis Bay) pada bulan Desember. Setelah mengitari Tanjung Harapan
pada jarak yang cukup, Bartholomeus Dias melanjutkan ke timur dan dimasukkan
apa yang ia bernama Aguada de Sao bra (Teluk Saint Blaise). Ekspedisi Dias
mencapai titik terjauh pada 12 Maret 1488 ketika mereka berlabuh di Kwaaihoek,
dekat muara Bushman's River, di mana padrão-the Padrão de São Gregorio -
didirikan sebelum kembali Dias ingin terus berlayar ke. India, tetapi ia
terpaksa kembali saat krunya menolak untuk melangkah lebih jauh Ia hanya pada
perjalanan pulang bahwa ia benar-benar menemukan Tanjung Harapan, Mei 1488..
Dias kembali ke Lisbon pada bulan Desember tahun itu.
Penemuan bagian sekitar Afrika signifikan karena, untuk pertama
kalinya, Eropa bisa melakukan perdagangan langsung dengan India dan
bagian-bagian lain di Asia. Laporan resmi ekspedisi telah hilang. Dias awalnya bernama Tanjung Harapan di
"Tanjung Badai" (Cabo das Tormentas). Ia kemudian diganti oleh Raja
John II dari Portugal menjadi Tanjung Harapan (Cabo da Boa Esperança) karena
mewakili pembukaan rute perjalanan ke timur.
b.
Vasco
Da Gama
Vasco da Gama (IPA: ['vaʃku dɐ 'gɐmɐ] (Sines, Alentejo, Portugal,
sekitar 1469 – 24 Desember 1524 di Kochi, India) adalah seorang penjelajah
berkebangsaan Portugis, yang menemukan jalur jalan laut langsung dari Eropa ke
Malabar, India dengan melakukan penjelajahan laut mengelilingi Afrika. [2] Setelah
berdekade-dekade berlayar untuk mencapai India dengan ribuan nyawa dan lusinan
kapal karam atau dibajak, Gama mendarat di Calicut pada 20 mei 1498. Mencapai
rute rempah-rempah India yang tersohor itu secara langsung membantu Kerajaan
Portugal untuk melesatkan perekonomian mereka. Sejumlah penghormatan dibuat di
seluruh dunia untuk menghormatai Vasco da Gama untuk penjelajahan dan
pencapaiannya. Hingga kini, pria asal Alentejo ini masih dianggap sebagai figur
terkemuka dalam eksplorasi.
Pada April 1524, dengan armada yang terdiri atas 14 kapal, Gama
berada di kapal besar Santa Catarina do Monte Sinai di perjalanan terakhirnya
ke India bersama dua putranya, Estevao dan Paulo. Setelah perjalanan penuh
masalah (empat atau lima kapal hilang di tengah laut), ia sampai di India pada
September. Ia segera memanggil kekuatan terbesarnya untuk mencanangkan tatanan
baru di India jajahan Portugis menggantikan semua petugas lama dengan
orang-orang yang ia tunjuk. Gama terjangkit malaria tak lama setelah tiba, dan
meninggal di Cochin pada malam Natal, 24 Desember 1524. Mengikuti perintah
kerajaan, Gama digantikan salah satu kaptennya, Henrique de Menezes. Kedua
putranya juga kehilangan kedudukan mereka tak lama berselang dan bergabung
dengan armada yang pulang pada awal 1525 (bersama Duarte de Menezes dan Luis de
Menezes yang dipecat). Jenazah Vasco da Gama awalnya dimakamkan di Gereja St.
Francis di Fort Kochi di kota Kochi, tapi kemudian dibawa ke Portugal pada 1539
dan dikuburkan kembali di Vidigueira dalam peti berhiaskan emas dan permata.
c.
Alfonso
d’Albuquerque
Alfonso d’Albuquerque adalah seorang pelaut Portugis terkenal yang
berperan dalam pembentukan Pemerintahan Kolonial Portugis di Asia. Lahir di
Alhandra pada tahun 1453, di dekat kota Lisbon, Portugal, dia pada suatu masa
dikenal sebagai The Great, The Caesar of the East and as The Portuguese Mars.
Ayahnya, Gonçalo de Albuquerque, Lord of Vila Verde dos Francos (yang menikah
dengan Leonor de Menezes) memegang posisi yang cukup penting di pemerintahan.
Dari ayahnya pula ia memiliki hubungan darah / keturunan dengan keluarga
kerajaan Portugal. Dia mendapatkan pendidikan dalam bidang matematika and Latin
Klasik pada masa kekuasaan Afonso V dari Portugal. Pada saat ia kembali ia
ditunjuk se estribeiro-mor (kepala penasihat) untuk João II dari Portugal. Pada
tanggal 6 dari 1503 setelah karir militer yang panjang dan pada usia dewasa,
Afonso de Albuquerque dikirim off pada ekspedisi pertama ke India dengan
sepupunya Francisco de Albuquerque, setiap tiga komandan kapal, berlayar
bersama dengan Duarte Pacheco Pereira dan Nicolau Coelho. Mereka berpartisipasi
dalam beberapa pertempuran melawan pasukan Zamorin dari Calicut (Calecute,
Kozhikode), setelah berhasil mendirikan raja Cohin (Cohim, Kochi) dengan aman
di atas takhtanya. Sebagai imbalan atas layanan ini mereka memperoleh izin
untuk membangun sebuah benteng Portugis di Cochin dan hubungan perdagangan
didirikan dengan Quilon (Coulão, Kollam), sehingga membantu meletakkan dasar
kerajaan negaranya di Timur, Albuquerque mengirim sebuah ekspedisi tiga kapal
berlayar ke timur untuk menemukan mereka, dipimpin oleh Antonio de Abreu
dipercaya dengan wakil komandan Francisco Serrão. Melayu pilot direkrut untuk
membimbing mereka melalui Jawa, Kepulauan Sunda Kecil dan Pulau Ambon ke Banda
Islands, di mana mereka tiba di awal 1512. Di sana mereka tinggal selama
sekitar satu bulan. António de Abreu kemudian berlayar untuk sementara Amboina
Serrão melangkah maju ke Maluku tetapi terdampar dekat Seram. Afonso de
Albuquerque adalah seorang penulis yang produktif, memiliki banyak menulis
surat kepada raja pelaporan semua jenis hal selama gubernur, dari masalah kecil
untuk strategi utama.
Ada Albuquerque digambarkan sebagai "seorang yang bertubuh
tengah, dengan wajah yang panjang, berwarna segar, hidung agak besar Dia adalah
orang bijaksana, dan sarjana Latin, dan berbicara dalam frase elegan,
percakapan dan tulisan-tulisannya menunjukkan pendidikan yang sangat baik nya
Dia. kata-kata siap, sangat berwibawa dalam perintah itu, sangat berhati-hati
dalam berurusan dengan orang Moor, dan sangat ditakuti namun sangat dicintai
oleh semua, kualitas jarang ditemukan bersatu dalam satu kapten Dia sangat
gagah berani dan disukai oleh keberuntungan.. " Pada 1572 prestasi
Albuquerque's yang tertulis dalam The Lusiads, puisi epik Portugis utama dengan
Luís Vaz de Camões (Pupuh X, bait 40 sampai 49), adalah penyair yang memuji
prestasi, tapi memiliki merenung mengerut atas aturan keras terhadap
orang-orangnya sendiri, di antaranya Camões hampir sesama kontemporer. Pada
bagian pertama dari karya ini, yang disebut "Brasão" (Coat-of-Arms),
ia berkaitan protagonis historis Portugis ke masing-masing bidang dalam
Portugis mantel-of-senjata. Meskipun ketenaran, kota Albuquerque di New Mexico
tidak dinamai menurut namanya. Itu dinamai setelah Raja Muda Spanyol Meksiko
bernama Don Francisco Fernández de la Cueva, yang juga memegang gelar Adipati
Alburquerque. Ada, bagaimanapun, sebuah kota dekat perbatasan Spanyol-Portugis
bernama Alburquerque yang mungkin akar dari kedua nama. Selain itu, sangat mungkin
bahwa salah satu thoroughfares utama di Malaka's Portugis Pemukiman, Jalan
D'Albuquerque, diberi nama setelah Afonso de Albuquerque
2.
Penjelajahan
Bangsa Spanyol
a.
Christoper
Columbus
Colombus, dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tak
sengaja menemui benua Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah
dunia, di luar dugaannya sendiri. Penemuannya sekaligus merupakan mahkota
eksplorasi dan kolonisasi Dunia. Berbarengan dengan itu, penemuannya juga
mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang,
penemuan itu melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan
amat cepatnya membedakan diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli.
Garis besar kisah Colombus bukan masalah baru. Dia dilahirkan di
Genoa, Itali, tahun 1451. Tatkala berangkat dewasa, dia menjadi nakhoda kapal
dan seorang navigator yang cekatan. Akhirnya Colombus menemukan jalan lebih
praktis ke daerah Asia di timur dengan cara berlayar ke arah barat melintasi
Samudra Atlantik. Tentu saja niat besar ini tidak bakal terlaksana tanpa biaya
cukup. Karena itulah Colombus membujuk Ratu Isabella I menyediakan anggaran
untuk ekspedisi percobaannya.
Kapalnya melepas sauh pelabuhan Spanyol tanggal 3 Agustus 1492.
Melabuh pertama di Kepulauan Canary di lepas pantai Afrika. Membongkar sauh di
Kepulauan Canary tanggal 6 September dan berlayar laju arah ke barat. Colombus
kembali ke Spanyol bulan Maret berikutnya dari penjelajahan yang dahsyat itu
disambut orang dengan penuh penghormatan. Sesudah itu dia melakukan serentetan
pelayaran melintas Atlantik dengan harapan menjejakkan kaki di Cina dan Jepang.
Ratu Isabella menjanjikan Colombus jadi gubernur di pulau mana pun
yang ditemuinya. Tetapi, selaku administrator dia betul-betul tidak becus
sehingga dipecat dari jabatannya dan dikirim pulang ke Spanyol dengan tangan
terbelenggu. Kabar angin mengatakan Colombus mati dalam kemiskinan tanpa ada
dana apa pun.
b.
Ferdinand
MagellanFerdinand Magelhaens
Penjelajah spanyol Ferdinand Magellan atau Fernando de Magelhaens
yang lahir tahun 1480 diagungkan selaku pemuka ekspedisi keliling jagad
pertama. Ekspedisinya mungkin merupakan perjalanan terhebat dalam sejarah umat
manusia. Jumlah lama seluruh perjalanan meliputi tiga tahun kurang sedikit.
Dari lima kapal ukuran kecil yang lamban dan rapuh yang dipakai Magellan, cuma
satu kapal yang mampu kembali ke Eropa dengan selamat. Magellan sendiri
termasuk salah sorang yang tewas dalam perjalanan tahun 1521, meskipun sesudah
dia melampaui saat-saat yang paling sulit dan berbahaya. Tetapi pada akhirnya
ekspedisi itu berhasil baik membawa bukti bahwa dunia ini memang betul-betul
bundar.
Magelhaens adalah orang pertama yang berlayar dari Eropa ke barat
menuju Asia, orang Eropa pertama yang melayari Samudra Pasifik, dan orang pertama
yang memimpin ekspedisi yang bertujuan mengelilingi bola dunia Tetapi sewaktu
Fernando de Magelhaens meninggalkan Spanyol pada tahun 1519 dengan lima buah
kapal kecilnya yang terbuat dari kayu mereka berlayar menuju tempat yang tak
diketahui.Gabungan antara keahlian dan kemantapan tekad membuat dia dianggap
pelaut dan penjelajah terbesar dari semua pelaut, navigator yang pernah ada.
Tak seperti perjalanan Vasco da Gama, perjalanan Magellan tidak punya pengaruh
besar baik untuk Eropa maupun Timur. Selama bertahun-tahun, Magelhaens tidak
mendapat tempat semestinya dalam sejarah.
Orang
Portugis mencapnya sebagai pengkhianat. Sungguh menyedihkan, catatannya lenyap
sewaktu ia meninggal, kemungkinan dimusnahkan oleh orang-orang yang akan
dirugikan olehnya. Tetapi berkat Pigafetta yang gigih—salah seorang dari 18
navigator yang selamat itu—dan sekitar 5 anggota lainnya dalam ekspedisi
tersebut, nama Magelhaens mendapat tempat dalam catatan sejarah dunia. Pada
waktunya, sejarah mengubah penilaiannya, dan dewasa ini nama Magelhaens
mendapat kehormatan yang selayaknya. Sebuah selat menyandang namanya, demikian
juga Awan Magelhaens—dua galaksi yang kabur di sebelah selatan yang pertama
kali dilukiskan oleh awaknya—dan pesawat ruang angkasa Magellan (nama Fernando de
Magelhaens dalam bahasa Inggris, Ferdinand Magellan).
3.
Penjelajahan
Bangsa Belanda
a.
Cornelis
de Houtman
Cornelis de Houtman (lahir di Gouda, Belanda, 2 April 1565 – Tewas
di Aceh, 1599), adalah seorang penjelajah Belanda yang menemukan jalur
pelayaran dari Eropa ke Nusantara dan berhasil memulai perdagangan
rempah-rempah bagi Belanda. Saat kedatangan de Houtman, Kerajaan Portugis telah
lebih dahulu memonopoli jalur-jalur perdagangan di Nusantara. Namun ekspedisi
de Houtman yang pertama ini merupakan kemenangan simbolis bagi pihak Belanda
karena sejak saat itu kapal-kapal lainnya mulai berlayar untuk berdagang ke
Timur.
Awal perjalanan pada tahun 1592 Cornelis de Houtman dikirim oleh
para saudagar Amsterdam ke Lisboa/Lisbon, Portugal untuk mengumpulkan informasi
sebanyak mungkin mengenai keberadaan "Kepulauan Rempah-Rempah".
Setelah mendapatkan informasi, para saudagar tersebut menyimpulkan bahwa Banten
merupakan tempat yang paling tepat untuk membeli rempah-rempah. Pada 1594,
mereka mendirikan perseroan Compagnie van Verre (yang berarti "Perusahaan
jarak jauh"), dan pada 2 April 1595 berangkatlah ekspedisi perseroan ini
di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Tiba di Tanah Jawa pada 27 Juni 1596, ekspedisi de Houtman tiba di
Banten. Hanya 249 orang yang tersisa dari pelayaran awal. Penerimaan penduduk
awalnya bersahabat, tapi setelah beberapa perilaku kasar yang ditunjukkan awak
kapal Belanda, Sultan Banten, bersama dengan orang-orang Portugis yang telah
datang lebih dulu di Banten, mengusir rombongan “Wong Londo” ini.
Ekspedisi de Houtman berlanjut ke utara pantai Jawa. Namun kali
ini, kapalnya takluk ke pembajak. Saat tiba di Madura perilaku buruk rombongan
ini berujung ke salah pengertian dan kekerasan. Kapal-kapal tersebut lalu
berlayar ke Bali, dan bertemu dengan raja Bali. Mereka akhirnya berhasil
memperoleh beberapa pot merica pada 26 Februari 1597. Akibat dari ekspedisi de
Houtman meski perjalanan ini bisa dibilang gagal, namun juga dapat dianggap
sebagai kemenangan bagi Belanda. Pihak Belanda sejak saat itu mulai berani
berlayar untuk berdagang ke Timur terutama di tanah Nusantara.
Tewas di Aceh tahun 1598, Cornelis de Houtman bersama saudaranya
Frederick de Houtman diutus lagi ke tanah Nusantara di mana kali ini
ekspedisinya merupakan ekspedisi dalam jumlah besar. Armada-armadanya telah
dipersenjatai seperti kapal perang. Namun dalam perkembangannya, akibat adanya
hasutan dari pihak Portugis yang telah lebih dahulu berdagang dengan Kerajaan
Aceh, Sultan Aceh menjadi tidak senang dengan kehadiran Belanda dan
memerintahkan untuk menyerang kapal-kapal mereka. Pemimpin penyerangan adalah
Laksamana Keumala Hayati. Dalam penyerangan ini, Cornelis de Houtman dan
beberapa anak buahnya tewas sementara Frederick de Houtman ditangkap dan
dijebloskan ke penjara. Frederick de Houtman mendekam dalam tahanan Kerajaan
Aceh selama 2 tahun.
b.
Jacob
Van Neck
Jacob van Neck Corneliszoon (sering keinggeris-inggerisan kepada
Yakub Neck van Cornelius) (1564-1638) adalah seorang Belanda perwira angkatan
laut dan penjelajah yang memimpin ekspedisi Belanda kedua ke Indonesia
1598-1599. Leher van itu dari Amsterdam keluarga dalam performa yang baik, dan
menerima pendidikan menyeluruh. Sejak ia datang dari latar belakang komersial
dan tidak berpengalaman dalam berlayar, ia mengambil kelas tambahan dalam
navigasi.
Menyusul keberhasilan ekspedisi pertama Belanda ke Indonesia pada
1597, Van Neck dipilih untuk memimpin sebuah ekspedisi kedua tahun 1598, dengan
tujuan membawa kembali berbagai rempah-rempah . Pada bulan Mei 1598, ia
meninggalkan pelabuhan Texel dengan delapan kapal di bawah komandonya.Ia
didampingi oleh Wakil-Laksamana Wybrand van Warwyck dan mencatat penjelajah
kutub Jacob van Heemskerck .
Segera setelah ini, badai berat dipisahkan Van Neck, dengan tiga kapal, dari sisa armada
di bawah Warwyck. Neck mendarat di pantai timur Madagaskar dan segar persediaan
nya, kemudian melanjutkan menuju kota Indonesia dari Bantam .Ia mencapai itu
pada tanggal 25 November 1598, setelah kurang dari tujuh bulan dari berlayar. Dalam
satu bulan, ketiga kapal itu telah diisi dengan rempah-rempah. Neck Van mengisi
satu kapal lebih sarat bumbu, membuat empat siap untuk berlayar kembali ke
Amsterdam, kemudian dikirim Warwyck dan Heemskerck dengan empat kapal lainnya
ke timur untuk mendapatkan rempah-rempah lainnya.Van Neck kemudian mengambil
empat kapal yang telah sarat dengan rempah-rempah kembali ke Amsterdam, di mana
ia tiba Juli, 1599.
Ia dibawa kembali dengan dia hampir satu juta pon lada dan cengkeh,
selain setengah kapal penuh pala, fuli, dan kayu manis.Para penjelajah disambut
oleh Amsterdam gembira. Para pedagang yang telah mendukung perjalanan dihargai
Van Neck dengan gelas emas (nanti ternyata hanya berlapis emas) dan kru diberi
anggur sebanyak yang mereka bisa minum.
Van Neck membuat ekspedisi satu lagi ke Hindia setelah
perjalanannya dari 1598, kehilangan tiga jari saat melakukan pertempuran dengan
armada Spanyol-Portugis dekat Ternate .Dia pensiun dari menjelajahi setelah
itu, dan kemudian menjadi walikota Amsterdam, dan anggota dewan kotapraja , dan
anggota dari dua perguruan tinggi admiralty. Dia meninggal pada tanggal 8 Maret
1638.
4.
Penjelajahan
Bangsa Inggris
a.
Sir
Francis Drake
Pada usia 23, Drake membuat pelayaran pertamanya ke Dunia Baru ,
berlayar dengan sepupu kedua, Sir John Hawkins. Tahun 1568 Drake lagi dengan
armada Hawkins ketika terjebak oleh Spanyol di pelabuhan Meksiko dari San Juan
de Ulua. Setelah kekalahan di San Juan
de Ulua, Drake bersumpah membalas dendam. Dia membuat dua perjalanan ke Hindia
Barat, pada tahun 1570 dan 1571, yang sedikit yang diketahui.
Pada 1572, ia memulai perusahaan independen pertama nya besar. Dia
merencanakan serangan terhadap Tanah Genting Panama , yang dikenal dengan
Spanyol sebagai Tierra Firme dan bahasa Inggris sebagai Utama Spanyol. Drake
meninggalkan Plymouth pada tanggal 24 Mei 1572.
Mengelilingi bumi dengan keberhasilan Panama genting serangan, pada
tahun 1577 Elizabeth I dari Inggris dikirim Drake untuk memulai sebuah
ekspedisi melawan Spanyol di sepanjang pantai Pasifik dari Amerika. Dia
berangkat dari Plymouth pada 15 November 1577, namun cuaca buruk mengancam dia
dan armadanya. Mereka terpaksa berlindung di Falmouth, Cornwall , dari mana
mereka kembali ke Plymouth untuk diperbaiki. Setelah kemunduran besar, dia
berlayar lagi pada tanggal 13 Desember, kapal Pelican, dengan empat kapal
lainnya dan 164 laki-laki.
Armada Drake menderita gesekan yang besar, ia bergegas baik
Christopher dan flyboat Swan karena kehilangan orang di persimpangan Atlantik.
Dia mendarat di Teluk suram dari San Julian , di tempat yang sekarang Argentina
. Ferdinand Magellan telah disebut di sini setengah abad sebelumnya, di mana ia
dihukum mati beberapa pemberontak. Pria Drake melihat cuaca dan kerangka
dikelantang di Spanyol suram Gibbets. Memasuki Pasifik tiga kapal yang tersisa
dari konvoinya berangkat ke Selat Magellan di ujung selatan Amerika Selatan.
Beberapa minggu kemudian (September 1578) Drake berhasil sampai ke Pasifik,
namun badai kekerasan menghancurkan salah satu dari tiga kapal di selat dan
menyebabkan yang lain untuk kembali ke Inggris, hanya menyisakan Pelican. Sebelum
mencapai pantai Peru, Drake mengunjungi Pulau Mocha , di mana ia terluka parah
oleh bermusuhanMapuche . Kemudian ia dipecat pelabuhan Valparaíso utara lebih
lanjut di Chili di mana ia juga menangkap sebuah kapal penuh anggur Chili.
b.
Sir
Henry Middleton
Sir Henry Middleton (meninggal 1613) adalah seorang kapten laut dan
petualang. Dia bernegosiasi dengan Sultan Ternate dan Sultan Tidore ,
bertanding melawan kepentingan Belanda dan Portugis di Hindia Timur namun masih
berhasil untuk membeli cengkeh . Middleton dikirim seterusnya ke Priaman di
pantai barat di mana ia diperoleh dalam jumlah besar lada dan cengkeh sebelum
pulang dengan selamat pada musim panas 1603. Pada 1604 Middleton memerintahkan
pelayaran kedua menuju pulau-pulau Ternate , Tidore , Ambon dan Banda di
Maluku. Middleton telah kehilangan kondisi angin yang menguntungkan namun
memerintahkan bahwa mereka harus berlayar ke Plymouth dan debit pria ekstra di
sana. Meskipun penundaan, pada tanggal 7 April, armada melewati Cabo da Roca ,
sejauh barat dari daratan Portugal. Pada 15 April telah mencapai Kepulauan
Canary dan berlayar ke tengah Samudera Atlantik.
Pada tanggal 21 Desember, armada berlabuh dalam pulau Sumatera .
Mereka telah kehilangan sejumlah pria untuk kudis dan Middleton sendiri terlalu
sakit untuk mendarat dan menyajikan Raja Banten dengan surat dari Raja James
hingga 31 Desember. Dia kemudian menghabiskan delapan belas bulan bulan sia-sia
mencoba untuk mendirikan sebuah pos perdagangan baru. meninggal pada 24 Mei
1613 di Bantam.
c.
Sir
James Lancester dan George Raymond
Pada
pelayaran tahun 1591, Lancester berhasil mengadakan pelayaran sampai ke Aceh
danPenang, sampai di Inggris pada tahun 1594. Pada bulan Juni 1602, Lancester
dan maskapai perdagangan Inggris (EIC) berhasil tiba di Aceh dan terus menuju
Banten. Di Banten, diamendapatkan izin dan mendirikan kantor dagang.
d.
James
Cook
Lahir pada 27 Oktober 1728 di Marton-in-Cleveland, Yorkshire,
Inggris, anak seorang buruh Skotlandia dan istrinya Yorkshire. Ia dibesarkan di
sebuah pertanian di Great Ayton, menghadiri sekolah desa, dan pada 17 adalah
magang ke penjaga toko di Staithes. Setelah delapan belas bulan, dengan
persetujuan dari semua pihak, dia memberi ini untuk sebuah magang yang lebih
menarik dari tiga tahun di bawah John Walker, batubara Quaker-pengirim Whitby.
Di sini ia membuat beberapa kemajuan dengan matematika dan navigasi dan
menjabat dua tahun sebelum tiang dalam perdagangan Baltik. Pada tahun 1755
Walker menawarkan perintah, tetapi Cook bergabung HMS Eagle dan dalam waktu
sebulan adalah pasangan master. Setelah dua tahun pada layanan Channel, ia
dipromosikan master Pembroke, dan tahun 1758 menyeberangi Atlantik dalam
dirinya dan mengambil bagian dalam pengepungan Louisburg dan hasil survei bahwa
St Lawrence River yang menyebabkan penangkapan Quebec. Dipindahkan ke
Northumberland, ia mulai mengamati pantai Nova Scotia dan Newfoundland.
Angkatan Laut memilih Cook,
mempromosikan dirinya dari master menjadi letnan dan memberinya perintah dari
Bark Endeavour, 368 ton. Dia berlayar dari Semarang pada 26 Agustus 1768 dengan
melengkapi sembilan puluh empat, termasuk Joseph Banks dan pengiringnya. Dengan
cara Cape Horn, mereka mencapai Tahiti pada 13 April 1769 dan telah membuat
pengamatan mereka pada tanggal 3 Juni, sedangkan memetakan pulau dan
pengumpulan spesimen sejarah alam.
Cook berlayar utara, memetakan
pantai dan mencari sebuah pelabuhan di mana bagian bawah Endeavour mengotori
bisa tergores. Pada tanggal 29 April ia mendarat di Stingray Bay. Ia meratapi
kegagalannya untuk menemukan benua selatan dan memohon kesempatan lain untuk
mencarinya. Ia dipromosikan komandan dan diberi bertugas ekspedisi, dirinya
dalam Resolusi dan kapten Tobias Furneaux dari Petualangan ini. Pada perjalanan
kedua di 1772-75, Cook mengelilingi dunia dalam lintang selatan yang tinggi.
Kepala pentingnya Its untuk penemuan Australia pada bulan Februari dan Maret
1773 ketika Adventure, berpisah dari Resolusi oleh kabut dan angin kencang,
dibuat untuk pantai selatan Van Diemen's Land.
Pada pelayaran ketiga Cook,
sekarang pasca-kapten dan rekan-rekan dari Royal Society, mengunjungi Adventure
Teluk dirinya pada tanggal 26 Januari 1777, dalam perjalanan ke Selandia Baru
dan Tahiti. Dia melanjutkan untuk menjelajahi pantai-pantai Pasifik Amerika
Utara dan Siberia. Pada November 1778 ia berada di Kepulauan Sandwich (Hawaii),
dimana pada Kealakekua (Karakakooa) Teluk ia terbunuh pada 14 Februari 1779.
Cook kekuatan adalah rasa percaya
dirinya. Ia mengemudi sendiri sekeras buahnya belum mereka mengikutinya dengan
setia, meskipun mereka kadang-kadang menggerutu aturan tentang kebersihan dan
pola makan yang diperlukan untuk mencegah penyakit kudis, yang luar biasa
sukses menjaga kesehatan awak nya. Dia juga parah pada uncompliant pribumi yang
dijumpainya di perjalanan, dan kesiapan untuk menggunakan kekuatan memberikan
kontribusi terhadap kematiannya. Prestasinya yang terbesar adalah negatif,
karena mereka terbukti di mana tanah tidak, tapi charting pantai nya menetapkan
standar yang tinggi dan banyak penemuannya membantu menciptakan kerajaan
Inggris kedua.
C. Penjelajahan Samudera Di Afrika[3]
Afrika adalah benua terbesar ketiga di dunia setelah Asia dan
Amerika dan kedua terbanyak penduduknya setelah Asia. Dengan luas wilayah
30.224.050 km² termasuk pulau-pulau yang berdekatan, Afrika meliputi 20,3% dari
seluruh total daratan Bumi. Dengan 800 juta penduduk di 54 negara, benua ini
merupakan tempat bagi sepertujuh populasi dunia. [4] Ceng
Ho dan Colombus adalah dua pelaut ulung yang tersohor di penjuru dunia. Mereka
terkenal sebagai figur tangguh yang berani menantang ganasnya samudra dengan
perahu sejarahnya. Tapi tahukah anda, ternyata kepiawaian mereka jauh
ketinggalan dari pelaut Nusantara. Mungkin anda tidak percaya begitu saja.
Tapi, demi membuktikan kebenaran itulah Robert dick-read, dengan berdasar pada
sumber sejarah yang berlimpah, Dick bercerita tentang pelaut-pelaut nusantara
yang sudah menjejakkan kaki di Afrika sejak abad ke-5 M. Jauh sebelum bangsa
Eropa mengenal Afrika dan jauh sebelum bangsa Arab berlayar ke Zanzibar. Ceng
Ho apalagi, pelaut China yang pernah mengadakan muhibah ke Semarang pada abad
ke-14 M ini jelas ketinggalan dari moyang kita.
Yang menarik, penelitian Dick-read tentang pelaut nusantara ini
seperti kebetulan. Awalnya, ia datang ke mozambik pada 1957 untuk meneliti masa
lalu Afrika. Disana. untuk pertama kalinya mendengar bagaimana masyarakat
Madagaskar fasih berbicara dengan bahasa Austronesia laiknya pemukim di wilayah
pasifik. Ia juga tertarik dengan perompak Madagaskar yang menggunakan Kano
(perahu yang mempunyai penyeimbang di kanan-kiri) yang mirip perahu khas Asia
timur. Ketertarikannya memuncak setelah ia banyak menghadiri seminar tentang
masa lalu Afrika, yang menyiratkan adanya banyak hubungan antara Nusantara dan
sejarah Afrika.
Dalam penelusurannya, Dick-read menemukan bukti-bukti mutakhir
bahwa pelaut Nusantara telah menaklukkan samudra hindia dan berlayar sampai
Afrika Sebelum bangsa Eropa, Arab, dan Cina memulai penjelajahan bahari mereka.
Diantara bukti tersebut adalah banyaknya kesamaan alat-alat musik, teknologi
perahu, bahan makanan, budaya dan bahasa bangsa Zanj (ras Afro-Indonesia)
dengan yang ada di Nusantara. Di sana, ditemukan sebuah alat musik sejenis
Xilophon atau yang kita kenal sebagai Gambang dan beberapa jenis alat musik
dari bambu yang merupakan alat musik khas Nusantara. Ada juga kesamaan pada
seni pahat patung milik suku Ife, Nigeria dengan patung dan relief perahu yang
ada di Borobudur.
Dalam hal ini, Dick mengajukan dugaan kuat keterikatan Zanj,
Swarnadwipa dan Sumatera. Swarnadwipa yang berarti Pulau emas merupakan nama
lain Sumatera. Hal ini dapat dilihat dalam legenda Hindhu Nusantara. Dick
menduga, banyaknya emas di Sumatera ini dibawa oleh Zanj dan pelaut nusantara
dari Zimbabwe, Afrika. Karena, Dick juga menemukan bukti yang menyatakan
tambang-tambang emas di Zimbabwe mulanya dirintis oleh pelaut Nusantara yang
datang ke sana. Sebagian tak kembali dan membentuk ras Afro-Indonesia. Mungkin
ras inilah yang disebut Zanj. Jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa di
perairan Nusantara pada paruh pertama abad XVI, pelaut-pelaut negeri ini telah
menguasai laut dan tampil sebagai penjelajah samudra. Kronik China serta
risalah-risalah musafir Arab dan Persia menorehkan catatan agung tentang
tradisi besar kelautan nenek moyang bangsa Indonesia.
Serangkaian penelitian mutakhir yang dilakukan Robert Dick-Read
(Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika, 2008) bahkan
memperlihatkan fenomena mengagumkan. Afrikanis dari London University ini,
antara lain, menyoroti bagaimana peran pelaut-pelaut nomaden dari wilayah
berbahasa Austronesia, yang kini bernama Indonesia, meninggalkan jejak
peradaban yang cukup signifikan di sejumlah tempat di Afrika. Buku ini
bercerita tentang pelaut-pelaut Nusantara yang berlayar sampai ke Afrika pada
masa lampau, jauh sebelum bangsa Eropa mengenal Afrika selain gurun Saharanya,
dan jauh sebelum bangsa Arab dan Shirazi menemukan kota kota-kota eksotis di
pantai timur Afrika seperti Kilwa,Lamu dan Zanzibar.
Oliver W Wolters (1967) mencatat bahwa dalam hal hubungan
perdagangan melalui laut antara Indonesia dan China—juga antara China dan India
Selatan serta Persia—pada abad V-VII, terdapat indikasi bahwa bangsa China
hanya mengenal pengiriman barang oleh bangsa Indonesia. I-Tsing, pengelana dari
China yang banyak menyumbang informasi terkait masa sejarah awal Nusantara,
secara eksplisit mengakui peran pelaut-pelaut Indonesia. Dalam catatan
perjalanan keagamaan I-Tsing (671-695 Masehi) dari Kanton ke Perguruan Nalanda
di India Selatan disebutkan bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya, negeri yang
ketika itu menguasai lalu lintas pelayaran di ”Laut Selatan”.
Dengan kata lain, arus perdagangan barang dan jasa menjelang akhir
milenium pertama di ”jalur sutra” melalui laut-meminjam istilah arkeolog Hasan
Muarif Ambary (alm)-sangat bergantung pada peran pelaut-pelaut Indonesia. Tesis
Dick-Read bahkan lebih jauh lagi, bahwa pada awal milenium pertama kapal-kapal
Kun Lun (baca: Indonesia) sudah ikut terlibat dalam perdagangan di Mediterania.
Denys Lombard (Nusa Jawa: Silang Budaya, Jilid 2),
mengidentifikasikannya sebagai orang-orang laut, sedangkan Dick-Read merujuk ke
sumber yang lebih spesifik: orang-orang Bajo atau Bajau. Mereka ini semula
berdiam di kawasan Selat Melaka, terutama di sekitar Johor saat ini, sebelum
akhirnya menyebar ke berbagai penjuru Nusantara, dan pada sekitar abad XIV
sebagian besar bermukim di wilayah timur Indonesia. Peran yang dimainkan para
pelaut Indonesia pada masa silam tersebut terus berlanjut hingga kedatangan
orang-orang Eropa di Nusantara. Para penjelajah laut dan pengelana samudra
inilah yang membentuk apa yang disebut Adrian B Lapian, ahli sejarah maritim
pertama Indonesia, sebagai jaringan hubungan masyarakat bahari di Tanah Air.
Anthony Reid (Sejarah Modern Awal Asia Tenggara, 2004) menyebut
kelompok masyarakat berbahasa Austronesia ini sebagai perintis yang merajut
kepulauan di Asia Tenggara ke dalam sistem perdagangan global. Akan tetapi,
pada abad XVIII masyarakat Nusantara dengan budaya maritimnya yang kental itu
mengalami kemunduran. Monopoli perdagangan dan pelayaran yang diberlakukan
pemerintahan kolonial Belanda, walau tidak mematikan, sangat membatasi ruang
gerak kapal-kapal pelaut Indonesia. Ironisnya, setelah 68 tahun Indonesia
merdeka, setelah PBB mengakui Deklarasi Djoeanda (1957) bahwa Indonesia adalah
negara kepulauan, tradisi besar itu masih saja dilupakan. Kini, kemiskinan dan
keterbelakangan masyarakat nelayan dijumpai di banyak tempat, sementara di sisi
lain, kekayaan laut kita terus dikuras entah oleh siapa
Hal itu menjadi bukti bahwa jauh sebelum bangsa Eropa membanggakan
diri karena mengklaim bahwa pelayarannya adalah yang terhebat di dunia karena
berhasil melakukan perjalanan keliling samudra pada abad XVI, ternyata nenek
moyang bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu melakukannya. Bahkan penjelajahan
penduduk Indonesia dibarengi dengan fasilitas perahu dengan teknologi modern
dan sarana pendukung yang serba canggih pada masa itu, hingga membuat
perjalanan menyusuri ’dunia baru’ bukanlah sesuatu hal yang sulit dilakukan. Sehingga
dapat dikatakan jika pelayaran itu sangat heroik dan jauh di luar batas
kemampuan berlayar bangsa mana pun di dunia pada era tersebut. Padahal itu
dilakukan pelaut Nusantara seribu tahun lebih sebelum petualangan Columbus di
era modern.
Dari berbagai sumber yang telah diteliti, penjelajah laut dari
Nusantara menginjakkan kakinya pertama kali di benua Afrika melalui Madagaskar.
Kedigdayaan pelaut Nusantara yang tercatat pertama kali dalam sejarah adalah
masa ketika kerajaan Sriwijaya, yang ibu kotanya di Palembang, tepatnya di tepi
sungai Musi, berhasil membangun angkatan laut kerajaan terkuat, besar dan
tangguh, yang belum pernah terjadi sebelumnya di Indonesia. Memang sejarah
modern mencatat bahwa pelayaran keliling lautan luas pertama kali dilakukan
oleh armada Cheng Ho dari negeri Cina dan pelaut Eropa di zaman Columbus.
Padahal fakta itu tidak sepenuhnya benar. Meskipun tidak ada catatan otentik
yang tersisa, namun dapat disebut bahwa pelaut Nusantara yang dipelopori armada
laut Sriwijaya sudah terlebih dahulu berhasil mengarungi samudra.
Menurut Robert Dick-Read, bukti mutakhir bahwa para pelaut
Nusantara telah menaklukkan samudra jauh sebelum bangsa Eropa, Arab, Cina, dan
India memulai zaman penjelajahan bahari masih bisa ditelusuri buktinya. Karena
sejak abad ke-5 masehi, para pelaut Nusantara sudah mampu menyeberangi Samudra
Hindia hingga mencapai benua Afrika dan masih meninggalkan jejak nyata hingga
sekarang.
Sebuah inskripsi kuno pada abad VII masehi yang ditemukan di
Palembang menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya adalah kelompok pertama pelaut
Nusantara yang berhasil menyebarkan armadanya hingga daratan Afrika. Pasalnya,
pada zaman keemasan Sriwijaya, saat itu penguasa kerajaan membutuhkan emas
dalam jumlah besar dan mereka mendatangkan pasokan emas itu dari pertambangan
emas kuno yang ada di Zimbabwe. Ditambah bukti adanya banyak penduduk
Madagaskar pada masa lalu yang melakukan hubungan dengan penghuni Sumatra
Selatan semakin menguatkan asumsi bahwa angkatan laut kerajaan Sriwijaya telah
berhasil menduduki tanah yang ditemukannya itu.
Para petualang Nusantara ini tidak sekedar hanya singgah di dataran
Afrika, melainkan juga menetap dan meninggalkan banyak kebudayaan di seluruh
dataran yang berhasil disinggahinya. Banyaknya jejak pelaut Nusantara tersebut
meninggalkan kebudayaan diantaranya dengan ditemukannya teknologi, tanaman
baru, musik, dan seni yang pengaruhnya masih bisa dijumpai dalam kehidupan
masyarakat Afrika sekarang. Misalnya dalam kehidupan masyarakat Zanj yang
menghuni daerah Madagaskar bagian utara, mereka menangkap buruan dengan
menggunakan keranjang yang sebenarnya mirip dengan teknik menangkap ikan di
semenanjung Malaya dan Indonesia. Tidak banyak yang diketahui untuk mengungkap
asal usul ras tersebut, namun ada satu petunjuk yang akan menggiring kita untuk
menemukan jawabannya, yaitu Zanj adalah ras keturunan Afro-Indonesia yang
menetap di Afrika Timur.
Bahkan tanaman ubi jalar, pisang raja, dan beragam jenis pisang
yang hidup di daratan Afrika Timur juga merupakan tanaman yang dibawa oleh
penjelajah Indonesia yang melakukan perjalanan ke Madagaskar. Dan pada waktu
yang sama tanaman itu menyebar sampai Afrika Barat karena dibawa melalui
perjalanan darat melalui Somalia, Ethiopia Selatan, dan Sudan.
Fakta di atas juga digunakan Alexander Adelaar (pakar lainnya)
ketika mempelajari asal-usul bahasa Madagaskar. Dari hasil analisisnya, dia
bahkan berani membeberkan hipotesis bahwa bahasa penduduk Madagskar (Malagasi)
dan Melayu sangat mirip. Tidak hanya itu, kekuatan unsur genetik dan budaya
Afrika di Madagaskar yang sangat besar, serta banyaknya jumlah kata dalam
perbendaharaan kata masyarakat Afrika semakin memperkuat asumsi bahwa pulau
tersebut dulu dihuni bangsa Afro-Indonesia, yang merupakan cikal bakal penduduk
Nusantara.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ramainya perdagangan di Laut
Tengah, terganggu selama dan setelah berlangsungnya Perang Salib (1096 - 1291).
Dengan jatuhnya kota Konstantinopel (Byzantium) pada tahun 1453 ke tangan Turki
Usmani, aktivitas perdagangan antara orang Eropa dan Asia terputus. Sultan
Mahmud II, penguasa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa
beroperasi di daerah kekuasannya. Bangsa Barat menghadapi kendala krisis
perdagangan rempah-rempah.Oleh karena itu bangsa Barat berusaha keras mencari
sumbernya dengan melakukan penjelajahan samudra. Selain itu, jatuhnya
Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan
rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus.Hal ini dikarenakan boikot yang
dilakukan oleh Turki Utsmani.Situasi ini mendorong orang-orang Eropa
menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan
rempah-rempah, Dalam perkembangannya, mereka tidak saja berdagang, tetapi juga
menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Adanya semboyan
imperalisme kuno yang diiringi dengan semangat kekalahan perang salib juga
menimbulkan semboyan 3G : Gold (mencari kekayaan), Glory (mencari
kejayaan), Gospel (menyebarkan agama kristen).
Sebuah inskripsi kuno pada abad VII masehi yang ditemukan di
Palembang menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya adalah kelompok pertama pelaut
Nusantara yang berhasil menyebarkan armadanya hingga daratan Afrika. Pasalnya,
pada zaman keemasan Sriwijaya, saat itu penguasa kerajaan membutuhkan emas
dalam jumlah besar dan mereka mendatangkan pasokan emas itu dari pertambangan
emas kuno yang ada di Zimbabwe. Ditambah bukti adanya banyak penduduk
Madagaskar pada masa lalu yang melakukan hubungan dengan penghuni Sumatra
Selatan semakin menguatkan asumsi bahwa angkatan laut kerajaan Sriwijaya telah
berhasil menduduki tanah yang ditemukannya itu.
Para petualang Nusantara ini tidak sekedar hanya singgah di dataran
Afrika, melainkan juga menetap dan meninggalkan banyak kebudayaan di seluruh
dataran yang berhasil disinggahinya. Banyaknya jejak pelaut Nusantara tersebut
meninggalkan kebudayaan diantaranya dengan ditemukannya teknologi, tanaman
baru, musik, dan seni yang pengaruhnya masih bisa dijumpai dalam kehidupan
masyarakat Afrika sekarang. Misalnya dalam kehidupan masyarakat Zanj yang
menghuni daerah Madagaskar bagian utara, mereka menangkap buruan dengan
menggunakan keranjang yang sebenarnya mirip dengan teknik menangkap ikan di
semenanjung Malaya dan Indonesia. Tidak banyak yang diketahui untuk mengungkap
asal usul ras tersebut, namun ada satu petunjuk yang akan menggiring kita untuk
menemukan jawabannya, yaitu Zanj adalah ras keturunan Afro-Indonesia yang
menetap di Afrika Timur. Bahkan tanaman ubi jalar, pisang raja, dan beragam
jenis pisang yang hidup di daratan Afrika Timur juga merupakan tanaman yang dibawa
oleh penjelajah Indonesia yang melakukan perjalanan ke Madagaskar. Dan pada
waktu yang sama tanaman itu menyebar sampai Afrika Barat karena dibawa melalui
perjalanan darat melalui Somalia, Ethiopia Selatan, dan Sudan.
Daftar Pustaka
Egi, Muhammad “Penjelajahan Samudra”, diakses pada 05
November 2015, pukul, 10.30 WIB.,
http://crezermania.blogspot.co.id/2012/08/penjelajahan-samudra.html?m=1
Idznillah,Tasya, “Sejarah Penjelajahan Samudera”, diakses
pada 05 November 2015, pukul 09.22 WIB., http://tasyaidznillah.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-penjelajahan-samudra.html?m=1
Wikipedia, “Afrika”, diakses pada 05 November 2015, pukul
10.05 WIB., https://id.m.wikipedia.org/wiki/Afrika
Wikipedia, “Vasco da Gama”, diakses pada 05 November 2015,
pukul 10.01 WIB., https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vasco_da_Gama
[1] Tasya
Idznillah, “Sejarah Penjelajahan Samudera”, http://tasyaidznillah.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-penjelajahan-samudra.html?m=1,
diakses pada 05 November 2015, pukul 09.22 WIB.
[2]
Wikipedia, “Vasco da Gama”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vasco_da_Gama,
diakses pada 05 November 2015, pukul 10.01 WIB.
[3] Muhammad
Egi, “Penjelajahan Samudra”, http://crezermania.blogspot.co.id/2012/08/penjelajahan-samudra.html?m=1,
diakses pada 05 November 2015, pukul, 10.30 WIB
[4]
Wikipedia, “Afrika”, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Afrika,
diakses pada 05 November 2015, pukul 10.05 WIB